Selasa, 11 Juni 2019

Ingin Jatuh Hati

Sesungguhnya... judul yang lebih tepat adalah... aku ingin settle.

Iya.. aku... mau settle :P

Akhir akhir ini hobi aku untuk melepas lelah pulang kantor tuh buka status WA dan liat status teman teman (kebanyakan teman kantor) yang update tentang anak dan suami/istrinya. Adem gitu liatnya. Kek orang orang ini, yang biasanya becanda haha hihi doang ga ada serius seriusnya, ternyata ga kalah sama jarak dan godaan untuk selalu ingat anak istri di rumah. Bikin senyum banget. Bikin aku (diam diam) punya faith sama manusia dan hubungan serius.

Dulu waktu awal awal kerja, beberapa kali aku bahkan bilang kalau bisa, aku ga akan pernah mau nikah. Marriage... feels so scary. Not peaceful at all. Ya dari masalah kesetiaan lah, betapa besar tanggung jawab kalau suatu saat mau punya anak (kalau yang ini sampai sekarang masih menakutkan haha) sampai rasa bosan natural yang mungkin nanti bakal dirasakan. Kesetiaan sih terutama.

Dan ya, kenyataan kalau aku anaknya ga menarik banget. Emang ada yang mau ngabisin seumur hidupnya sama aku yaaaa? Haha.

Tapi once in a while dalam hidup, ada beberapa momen di mana aku mendesis pelan..

"I want this. I think I can survive that life."

Waktu liat InstaStory mbak Diana di mana dia ditungguin depan pintu sama anak anak dan suaminya waktu mandi. Duhhhh itu hangat banget. The feeling of you being wanted, needed and loved altogether. Aku sampai screen cap loh padahal ya buat apa juga haha. But I long that. I truly long that. Dan aku mau diingatkan bahwa bahagia dengan hal sesederhana itu mungkin, thus I saved that moment.

Aku ga percaya sama alasan menikah untuk menyempurnakan agama so skip that haha. Tapi ngeliat beberapa teman aku yang benar benar kelihatan happy dan (menurut aku) jadi orang yang lebih baik setelah berkeluarga, adalah alasan yang lebih meyakinkan aku. Aku tau kita semua ga bisa mengandalkan menikah untuk jadi solusi. So many of my friends did it so they can stop working and to be honest it's sad. Betapa menyenangkan dan menggiurkannya hidup seperti itu, tapi aku ga mau. Dengan menikah kita juga pasti ga akan dapat manis manisnya aja. Pasti banyaaaaak sekali tantangannya, dan ini yang jarang diupdate sama orang orang itu jadi kita jomblo sini mana tau :P Tapi semakin dewasa, semakin aku pikir aku berani mengambil resiko itu. Well yeah let's see.

Oh dan beberapa minggu lalu aku nonton Aladdin.

Aduh, filmnya, pecah.

Di beberapa bagian, membuat aku ingin sekali menjadi kuat untuk diri sendiri (all hail the song Speechless, women empowerment to the fullest!), tapi di sisi lain juga berhasil membuat aku makin tergelitik untuk settle in. The whole magic carpet ride scene, man, I feel like crying. Dari dulu udah suka lagu A Whole New World (liriknya cerdas banget jadi double meaning naik magic carpet sama nikah ya gaaa?) tapi dipadu dengan visual Jasmine dan Aladdin, duh, tambah gremet. Paling suka adegan yang Jasmine pegangan dan sandaran sama Aladdin. Subtle tapi uwu.

Dan sekarang ga bisa tidur dan jadi nulis ini karna Disney akhirnya release potongan film yang dimaksud *cry in happinessss*


Btw, nulis ini sungguh ga ada spesifik nama di dalam pikiran ya. Tapi akhir akhir ini memang ada satu dua orang yang bikin bahagia aja gitu kalau berinteraksi. Sesuatu yang jarang sekali aku bisa rasakan haha. Jadi aku bersyukur sekali untuk itu. Dan aku ga mau melewatkan ini semua begitu aja. For once, aku mau coba lebih terbuka.

Ini di luar dari pikiran pikiran ingin settle itu yaaa. Haha. Pengen settle ga ada deadline-nya kok. Aku mau mengalir, ga dibikin target biar ga beban. Tapi beneran setelah di lingkungan ini lebih dari setahun, mengenal begitu banyak individu, orang orang ini terpilih jadi deretan teratas yang sering bikin bahagia. I do really hope that I could keep one for life. Wish me luck, maybe? ;)