Dalam sehari-hari aku sebenarnya prinsipku STOP menanggapi Joko Widodo ini ya. Biarkan aja dia ga diherani gitu loh dianggap ga ada wkwk. Pasti akan sangat menyakiti egonya dan aku suka itu. Tapi ini pengecualian. Bismillah, aku nonton video ini benar-benar mau menghilangkan bias dan dengan pikiran seterbuka mungkin. Pure ingin tau saja jawaban-jawaban dia soal isu terkini di Masyarakat. Dan aku bakal bikin text reaction dari sepanjang aku nonton video ini.
- Dari cuplikan di depan aja udah bikin emosi bagian dia bilang "ekspresi karna kekalahan di Pilpres." Bro talks as if pilpres tuh ajang level tarkam yang mempertaruhkan gengsi antar petarung atau golongan yang mengasosiasikan diri dengan petarung. Pilpres itu ajang memilih a set of leaders yang akan memimpin Indonesia ya. Sebuah negara. Ga ada kalah/menang buat Rakyat, kita cuma pengen pemimpin untuk Negara ini berfungsi dengan sebaik-baiknya. That's what we deserve, karna kita ga gratis tinggal di Indonesia. Kita bayar pajak kendaraan, PBB, PPH, PPN. Ya walaupun ada Rakyat yang gak mikir kayak yang aku sebut ya, tapi Rakyat yang kayak gitu tuh ga pantas buat Indonesia, jadi mereka gak aku itung.
- Salah satu alasan aku pengen nonton video ini karna pengen tau reaksi dia soal narasi #AdiliJokowi yang banyak beredar. Kaget juga pertanyaan ini bisa lolos (karna keliatan sekali pertanyaannya disaring). Tapi jawaban pertamanya (yang aku komentarin di poin sebelumnya) sangat mengecewakan. Kalimat berikutnya yang dia ucapkan juga diplomatis. Ya silahkan ambil kesimpulan sendiri-sendiri lah dia orangnya gimana dari jawabannya itu.
Satu hal yang menurutku harus diluruskan ya, yang ga move on itu dia!!!!! Masih bahas Pilpres aja. Semua Rakyat udah ga peduli sama Pilpres. Semua Rakyat sekarang mikir soal hidup masing-masing, soal dapur mereka, soal sekolah anak-anak mereka, soal jenjang karir dan aktualisasi diri mereka. Kita mau Negara yang berfungsi dengan baik, salah satunya ditunjukkan dari penegakan hukum yang berlaku. Dan hukum ga pandang bulu kan? Sekalipun mantan Presiden, kalau memang ada indikasi pelanggaran hukum ya tentu kita minta adili.
Siapapun Presidennya, seorang Warga Negara yang baik mau Negara yang berfungsi dengan baik. Udah itu aja.
- Unpopular opinion, aku dari awal setuju sama konsep pemindahan Ibukota Negara. Yang bikin sakit hati di aku tuh eksekusinya, targetnya yang ga masuk akal dan pernyataan-pernyataan Pemerintah yang overclaim di awal. Jawaban dia di sini ya okoklah, tapi yang menarik kan memverifikasi omongan dia dengan apa yang dia lakukan di lapangan ya. Hehe. #YTTA
- Bagian paling menjengkelkan kedua adalah ketika bahas Efisiensi dan pas di poin SPJ yang jadi concern dia adalah okupansi hotel dan transportasi yang bakal terdampak. Sebuah pilihan menarik dalam usaha memindahkan gawang *geleng geleng pala
Padahal hal paling mengerikan dari efisiensi menurutku adalah jika sampai berdampak sama pelayanan day to day ke masyarakat. Itu dampaknya bener-bener luas loh, orang hotel, orang maskapai, dan semuanya juga terdampak kalau sampai day to day operasional ini acakadut. Terlalu naif kalau kita cuma bicara SPJ aja. Kalau orang kayak Ernest Prakasa mengeluarkan pernyataan begini ya ok lah karna emang rahasia umum kan dan emang susah menghapus citra yang udah ada. Tapi orang seperti dia yang pernah 10 tahun jadi Presiden harusnya cukup tau kalau pada akhirnya penghematan di SPJ itu cuma seujung kuku seandainya penghematan itu diterapkan dari struktur kabinet aja. Jadi mohon maaf aku berkesimpulan kalau dia secara sadar berusaha memindahkan gawang. Sama dengan Sri Mulyani yang mengeluhkan soal Anggaran Pensiunan PNS daripada menyoroti soal tidak efisiennya jumlah man power di Pemerintahan ataupun Pensiunan Anggota Legislatif, Menteri, dkk maupun peran Taspen (njir banyak kan masalahnya, dia malah bahas yang gampang dan ngenyek ke bawah. Kan aneh dan jahat).
***
Meskipun aku yakin ada 1001 isu yang harusnya lebih penting diangkat daripada sekedar wawancara mantan presiden satu ini, tapi aku juga punya keyakinan kalau intensi dari pembuatan konten ini tidak jahat. Narasi tidak sedang melacur, hanya memberikan perspektif baru. Semoga yaa, awas aja lu Narasi kalau ternyata anggapan aku ini salah. Kayaknya aku bakal kembali ke sini dan mencak-mencak deh kalau sampai kejadian.