Jumat, 23 Juni 2017

My Biggest Dream in Life

Sebagian koleksi yang dulu ada di kamar kos

Kalo ada satu mimpi keduniawian yang konsisten aku dengungkan dari SD sampai sekarang, itu adalah ini : meningkatkan minat baca masyarakat Loa Janan. Buset, udah kayak judul penelitian apa gitu ya. Hehe. Caranya menurutku cukup sederhana, yaitu dengan menambah resource untuk bacaan bacaan itu sendiri.

Jadi awal mulanya gini. Dari aku kecil dulu, aku tuh emang udah sukaaaa banget sama membaca. Apa aja. Be it koran, majalah Bobo atau bahkan berbagai jenis buku sejarah. Nah aku kan tinggalnya di Loa Janan tuh, berjarak 13 kilometer dari ibukota Provinsi Kalimantan Timur dan bentuknya masih desa banget sih menurutku. Waktu aku kecil dulu ada satu kios majalah (tok) dan sekarang malah ga ada samasekali. Not to mention, in general minat baca masyarakat Samarinda dan sekitarnya emang rendah banget. Di seluruh wilayah kota, kios majalah bisa dihitung jari, toko buku juga sama aja. Oh dan kebanyakan orang ke perpustakaan umum daerah ya buat wifi gratis :"

Minat yang kurang berdampak juga sama supply yang kurang. Jadi sekarang aja aku kalau mau beli hal sesimpel majalah Gogirl (sebut merk ya, majalah kesayangan akuuuu. Ga dibayar juga rela promosi hehe) ya musti ke Samarinda kota. Kalau novel dan buku bacaan paling dekat ya Gr4media di Big Mall (yang juga di Samarinda kota zzz). Capek di jalan hiks. Makanya mimpi untuk Loa Janan punya satu tempat buat orang yang suka baca berkumpul itu ga pernah padam.

Aku bilangnya "tempat" karna masih ngambang banget sih di aku. Idealnya bikin perpustakaan atau toko buku. Tapi kalau emang kepepet ya bikin kios majalah atau rental buku aja bakal senang banget. Sumpah, ga ada tempat ginian di Loa Janan T_T Sedih ga sih, sebagai manusia yang hobi baca dan nikmatin buku. Dari aku masih piyik sampai sekarang semuanya dinikmatin sendirian :') Aku sering mikir kan kalau ada perpustakaan, aku pasti bakal sering datang (kayak dulu 4 tahun aku di Banjarbaru, aku sering ke Perpustakaan baca majalah gratis haha), thus bakal hapal deh sama manusia manusia yang beredar di sana juga. Atau kalau aku bikin kios majalah kan aku jadi tau warga warga mana yang suka baca. Kios majalah juga yang bisa PO buku deh (trus aku beliin di toko buku di Samarinda) biar jangkauannya makin luas. Trus kalau familiar muka, mungkin bisa kenalan dan jadi ada teman deh diskusi bacaan :'D

Duh bayanginnya aja udah senang. Receh ga sih? :')

Aku yakin sih tempatnya ga bakal rame dan pasti defisit kalau dari pendanaan (misal mutar uangnya cuma dari perihal baca membaca ini saja), tapi aku optimis bisa membentuk komunitas. Pasti. Aku yakin dari sekian banyak manusia di Loa Janan, aku pasti ga sendirian sesuka ini sama buku. Pasti ada yang sama cintanya dan mereka bakal meramaikan. Pasti :))

Jadi usahanya apa nih Dit, biar mimpinya bisa terwujud??

Belum ada hahaha. Well, udah ada sih, tapi untuk sementara masih basis digital dulu. Untuk mimpi mengenai "tempat" itu masih jauh kayaknya T_T

Basis digital di sini aku ada bikin akun Instagram (idealnya mungkin Facebook ya, I'll think about it later) yang membahas buku buku yang aku baca. Nah jadi datanya ditaruh di situ, semacam mini review gitu dari semua buku yang aku miliki. Maunya sih akun itu jadi "perpustakaan" digital pribadi, di mana orang bisa liat koleksi bukuku. Maunya juga akunnya dikenal masyarakat Loa Janan yang suka baca, jadi mereka tau referensi buku buku yang bisa dipinjam di sana. Terus bisa kontak aku by direct message kalau ada buku yang mau dipinjam. I will gladly help ^^

Sistemnya lemah banget emang, karna pakai asas kekeluargaan. Tapi ya aku rasa cukup ideal lah ya. Cuma tinggal konsisten update akunnya aja dan promosi akunnya ke target market aku. Masih peer banget kalo ini mah ^^

So, this is how I define my biggest dream in life. Cemen. Tapi aku tau aku bakal bahagiaaaaa banget kalau impian ini terwujud. Doakan ya :))

What's yours? Spill! :D

Ps, akun instagram buat fangirling buku milikku itu @dita.reads Berkunjung yaaaa ^^ Trus kalau mau liat koleksiku yang lebih lengkap lagi bisa klik akun Goodreads aku di sini.

Minggu, 04 Juni 2017

A Quote

"Something deep and meaningful can be important but that doesn't mean it has longevity. Not all relationships need to last. Most shouldn't.

Something that ends can still be something beautiful."

Sumber : Blog Mbak Adinda

***

Hi Mbak, if someday you ever read this, I am a big fans of your writing :)

Reading your blog nowadays made me so sad. I wish for anything that you've been through, you'll have strength to make it at the end of the day. Be happy :')

Ps, buat sayang sayang role model aku dan sumber kebahagiaan selama satu tahun ini, quote di atas juga buat kalian, dan aku, dan kita yang cuma fans-nya oppars~

Kamis, 01 Juni 2017

Berbeda

You know what, I'm back!!!!!!

I miss blogging so much, been out of the loop, doing so many new (and exciting) things. Bahkan jalan jalan ke blog blogger blogger favorit aja udah jarang banget. Padahal aku kangeeeen. Kangen banget. Kemarin malam aku sempat browse beberapa postingan terbaru aja dan ya lumayan sih jadi update sama banyak hal. I'm so glad many of my favorite people stay doing good :)

Aku? I'm good too :)

Well, actually, not that good, but I'll keep some things on my real life diary haha. Nyebelin gak? :P

Aku sebenarnya tipe yang lebih suka bikin postingan campur campur tapi khusus kali ini aku mau coba bikin pos dengan tema yang intact sesuai judul. Fingers crossed!

Perbedaan. Bukan hal yang baru ya tentunya. Kayaknya beberapa kali aku udah pernah nulis dengan tema serupa juga. Tapi semakin tua, kata ini, semakin apa ya... semakin terasa nyata? Ketika aku udah memasuki usia di mana ga pakai seragam, jam tubuh berbeda beda bahkan dengan manusia seumuran, perbedaan itu literally ditemukan di setiap detik dan di setiap momen.

It used to confused me a lot. Kalau masih sekolah formal nih ya, kita bangun kurang lebih di waktu yang sama, menggunakan pakaian serupa, makan dan jam tidur teratur. Ekspektasi sama kehidupan kurang lebih. Pencapaian juga kurang lebih. Ketika semua kenormalan itu hilang dari hidup aku, aku merasa sangat tersesat. Seriusan ga tau mau kemana. Jalan untuk "naik" atau "turun" itu somehow blur. I'm actually really scared. Still scared too until now, but I keep making peace with myself. I just simply wanna be happy hikshiks.

Ga ngerti ya? Haha.

Jadi sekarang, semuanya udah ga ada standar lagi sih di aku. Kalau aku berani pasang ekspektasi dengan standar kesuksesan tetangga tetangga sebelah, yang ada aku bisa meledak hancur haha (I was so close being like this to be honest, I don't know, maybe the possibility is still big even now lol).

Kita berbeda. Aku, kamu, kita. Gak ada yang lebih rendah atau tinggi.

Jadi, salah satu yang nge-trigger aku nulis ini adalah percakapan sama seseorang. Dari perspektif aku nih ya, he's wayyyyyy better than me. Ga perlu dijelaskan dari segi apa ya haha, tapi pokoknya dia ga seharusnya merasa iri atau minder sama aku. Enggak. Ga masuk akal banget. Aku ga terima!! Haha. But he said something in that tone and I was so bothered. It kept spinning around my head until I decided to write this.

Sumpah ga pantas loh, menurutku T_T

Tapi kemudian, aku jadi kepikiran kalau sesungguhnya aku juga sering melakukan hal serupa *kemudian tertampar* *kemudian refleksi kalau di dunia di mana terlalu percaya diri itu racun, gampang minder itu juga jelek loh* *kemudian trying to find my balance and keep trying my best to go on finding greater things in life*

Okay, I just cried, adulting is very hard T_____T

And mind you, I'm a human who can keep singing 22 for a few months now, not even eligible to sing Twenty-Three or Palette haha. Tua di otak emang, nyet :P

If IU (and GD) could get through this phase of life, I can do it too!!

Okay this rambling is getting out of control, I should stop now :'D

Ps, I'll try my VERY BEST to keep this online journal alive and kicking! :D