Sabtu, 28 Maret 2009

Is it real???

Bulan Januari lalu aku liat berita di ESPN kalo MU is coming to Jakarta. No mention Indonesia, just Jakarta!

Dan aku senaaaaang banget!! Karena selama ini MU cuma bilang mau kembali lagi ke Malaysia, tanpa ada bawa – bawa nama negeri jirannya ini. Tapi aku juga sedih. Kenapa Jakarta lagi, Jakarta lagi… yang lama – lama aku sadari sebagai pemikiran yang bodoh, karena jelas aja pasti Jakarta! Karena Jakarta adalah ibukota Negara.

Dan akhirnya aku nangis – nangis sendiri. Menyesal kenapa ditakdirkan tinggal di Loa Janan yang terpencil ini. Aku juga sempat mau nekat nonton ke Jakarta.. Dan udah nanya – nanya juga sama teman disana, mau gak menampung aku kalo beneran jadi. Teman aku hayo aja sih. Tapi akhirnya aku sadar, tindakan itu adalah tindakan paling emosinal dan berbahaya.

At the end, aku pasrah aja. MU means everything to me. Tapi menonton MU dengan jarak sejauh itu dan halangan sebanyak itu terasa tidak worth it aja. Dan aku menjalani hidupku seperti biasa. Dengan sedikit asa yang masih tersisa, aku tetap berharap MU bakal terkesan sama Indonesia dan bakal kembali lagi suatu saat nanti, disaat aku sudah siap menghadapi segala rintangan. Tidak sekarang, disaat aku masih sangat kecil.

But guess what sodara – sodara acil, pakde, uda, eneng??????

Aku nonton di Lensa Olahraga dan mereka enteng aja tuh beritain kalo MU bakal berbelok ke Borneo. Aku langsung serangan jantung. Impossible. Sebenarnya aku ingin mengatakan itu, tapi aku cuma bisa bilang “amin, amin..” Dan setelahnya aku cuma bisa diam. Speechless.

Besoknya aku bilang sama teman aku, si Zai, berharap juga dia nyadarkan aku dan bilang, “Sini ku rukiyah. Ronaldo gak mungkin datangin kamu.” Tapi dia malah bilang gini yang buat aku melambung, “Iyah, Sulis juga ngomong gitu. Congrats, ya!” Dan kembali dadaku sesak. Tapi aku masih gak percaya.

Gak puas dengan Zai, aku ngasih tau Ester (salah satu red devil sejati juga) dan dia cuma bilang “Iya Dit! Aku juga baca di koran tuh!” Dan kali ini aku pingsan, eh enggak ding, aku cuma bilang, “Serius? Oh kalo gitu, kita musti dukung Ter! SMS aja ke Kaltim Post, biar semua orang tau masyarakat Kaltim suka banget sama MU!” Dan kami pun ketawa setan.

Tapi tiba – tiba aku sadar. Is it real? MU gitu loh,, beneran dia mau datang ke Kalimantan ini? Kalimantan emang indah sih, aman, tapi apa sanggup menjamu MU? Apa MU beneran mau kesini, yang ibukota provinsinya aja gak punya bandara berkelas? Apa ini cuma gossip murahan orang pedalaman? Gak lucu banget deh kalo gitu.

Aku kembali coba cari informasi. Menggali lebih dalam lagi. Kali ini sasaranku adalah om google yang baik hati. Aku ketik ‘MU,Kaltim,Juli’. Dan dadaku sesak (lagih). Hasilnya banyak. Dan yang paling bikin aku hepi adalah dari semua berita – berita itu disebutkan kalo Menegpora sendiri yang menawarkan kesempatan ini. Juga ada wacana kalo khusus penonton Kaltim bakal ada potongan harga atau mungkin aja gratis sama sekali.

Aku cuma ketawa. Gak perlu gratis, tiketnya jutaan rupiah juga aku jabanin. Walau cuma bisa ketemu sama Sir Alex juga aku rela. MU benar – benar segala – galanya buat aku. Tempat sampah stresku, penyebab senyumku, idola – idolaku.

So here I am, menabung sebanyak – banyaknya untuk nyiapin uang kalo – kalo tiket MU nanti harganya selangit, getol – getolnya latian bahasa Inggris biar bisa minta foto bareng sama Ronaldo (ato bahasa Portugal aja ya? ;) ngarep!), ngirim SMS terus ke Kaltim Post supaya orang tau kalo MU kesini itu Dita selalu mendukung, terus berdoa semoga semua wacana itu menjadi real, dan selalu siap mental kalo – kalo rencana ini gagal.

Well, sekali lagi kita gak akan pernah mendahului nasib. Teman bisa baca postingan yang ini (postingan MU & Loa Janan) dan ngeliat betapa pesimisnya aku. Tapi, we never know teman, karena sekarang aku malah nulis postingan ini. Postingan yang penuh kebahagiaan dan berbanding 100% dengan postingan itu.

Aku baca di koran paling lambat keputusan soal MU main di Palaran itu keluar dua bulan sebelum pertandingan dilaksanakan which is itu bulan Mei. So, aku gak butuh apa – apa dari teman, aku cuma minta doanya aja supaya MU beneran bisa kesini. Ke Loa Janan (FYI, Palaran, tempat rencana pertandingan ini digelar cuma berjarak tiga kilometer dari Loa Janan.)

Rencananya sih, kalo jadi, pemain MU bakal nginap di Novotel Balikpapan dan kalo udah mau tanding bakal naik pesawat ke Temindung, baru setelah itu bakal lanjut sampai ke Palaran.

Arhhhggggaahh!! Aku udah gak sabar. Dadaku sesak!!!

Jawa? Dua Kali?

Maaf, kalo postingan ini membuat teman tersinggung. Cuma curhatan hati aja. Opini sendiri aja.

Tadi aku baru aja liat iklan partai GOLKAR yang ceritanya ada dua bapak – bapak lagi mau makan di food court. Terus mereka bahas soal gado – gadonya orang Indonesia. Well, the point is ada beberapa contoh suku di Indonesia yang disebutin. Mereka adalah sunda, makassar, minang, batak, dan jawa..

Well, my question is kenapa suku yang terakhir itu disebutin dua kali?????

Aku juga gak berharap banjar atau dayak atau kutai disebutin sih,, tapi kan ada banyaaaaaak sekali suku di Indonesia. Kenapa untuk suku itu disebutinnya harus dua kali? Kenapa gak masukin orang timur, suku aceh atau suku sawang aja sekalian?????? Kenapa????

Apa karena bangsa Indonesia dominan orang Jawa? Apa karena empat dari lima presiden RI itu orang jawa? Apa karena universitas terbaik Indonesia itu adanya di Jawa? Apa karena ibukota negara ada di pulau Jawa? Apa karena Gelora Bung Karno itu ada di Jawa? Apa karena Java Jazz itu diselenggarakan di Jawa? Apa karena orang Jawa banyak menjadi TKI dan menghasilkan devisa bagi negara? Apa karena Tukul orang Jawa?

Dan mereka gak menggubris betapa banyak bahan tambang yang membuat negara kaya dari Bangka Belitung, Kalimantan? Berapa banyak hutan di provinsi itu yang dikorbankan? Berapa banyak jalan yang hancur lebur oleh truk – truk yang membawa barang berharga itu ke negeri antah berantah? Berapa banyak devisa yang dihasilkan oleh surga dunia yang bernama Bali? Bahwa Bunaken dan Danau Toba juga bisa dikembangkan lebih lagi karena memiliki modal keindahan yang diakui warga dunia? Bahwa banyak anak di pedalaman Sumatra yang jago bulutangkis dan ada jutaan anak lagi di Papua yang lihai mengolah bola? Ada jutaan perkebunan sawit di Riau yang membuat negeri ini mendapat pundi – pundi uang? Dan mereka kadang kelihatan transparan oleh pemerintah pusat. Guru – guru di pedalaman itu. Anak – anak berbakat itu. Alam – alam bisu itu.

Aku juga tau betapa orang Jawa berarti dalam setiap denyutan jantung Republik ini. Tapi please,, ada jutaan orang yang berKTP Indonesia lagi yang butuh perhatian. Masalahnya gak cukup pada busway atau pernikahan dini Syekh Puji. Indonesia lebih dari itu. Seribu kali lebih daripada itu.

Aku mohon pada siapapun yang baca, jangan pernah melihat Indonesia seperti yang ada di TV. Indonesia lebih dari itu. Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke. Indonesia itu luas. Dan masyarakat Indonesia itu banyak. Dan mereka sama. Bangga menjadi warga negara dan selalu ingin melihat Indonesia maju. Tapi mereka juga butuh perhatian, dukungan dan penghargaan atas apa pun yang mereka lakukan. That’s it. Dan aku yakin, menyebutkan nama suatu suku mayoritas sampai dua kali, disaat masih ada banyak pilihan suku lain, di iklan politik bertaraf nasional, sama sekali bukan tindakan yang menyenangkan orang – orang minoritas itu. Setidaknya menurutku.

Aku gak pernah bilang aku benci orang Jawa. Tapi aku benci cara orang mempresentasikan suku Jawa itu. Seakan – akan Jawa adalah segala – galanya. Seakan – akan kalau gak ada orang Jawa kita gak bakal merdeka. Tidak seekstrim itu kan?? Tapi bagaimanapun aku kenal banyak orang Jawa dalam hidupku. Teman – temanku, guru – guruku, tetanggaku. Dan aku tau mereka adalah orang – orang baik.

Terutama aku respek sama Sri Sultan Hamengkubuwono X (bener gak ya nulisnya?) Dia pernah bilang kalo sesuatu yang mayoritas tidak boleh mengintimidasi yang minoritas. Seperti halnya Islam tidak boleh terlalu dominan dan Jawa bukan berarti segalanya. Aku setuju. Tapi tetap aja susah untuk menyatakan kalo apa yang Sri Sultan omongkan udah bisa kita lihat di negeri ini, kan? Aku mau bilang itu bullshit, tapi aku gak sanggup karena aku yakin sikap yang dibilang Sultan itu sikap yang benar. Dan jauh di lubuk hati, aku berharap kebenaran itu bisa jadi kenyataan. Even I don’t know when it really happens.

Aku harap teman suka sama postingan ini, dan bahkan kalo bisa ngambil pelajaran yang tersembunyi di dalamnya.

Tapi ya udah, kalo ada yang gak suka sama postingan ini. Toh, ini juga cuma curhatan anak Kalimantan yang haus perhatian.

Postingan ini gak penting. Super gak penting, for God’s sake!

Ps, maaf kalo postingan ini sedikit (atau sangat) rasis. Aku cuma gak bisa bohongin diri sendiri, kalo the fact is I’m the rasis one. Aku sama sekali gak bangga sama sifat asli aku itu kok! Aku cuma merasa gak berdaya aja untuk ngerubahnya. Dan mungkin karena memang realita kehidupan aku yang membuat aku jadi rasis. Yakni kenyataan kalo domisili di Samarinda membuat aku gak bisa nonton MU, atau bahkan sekedar SEA GAMES. Maaf. :(

Minggu, 22 Maret 2009

Kenapa Manchester United?

Jujur, kalau ditanya gitu aku pasti bakal bingung jawab gimana. Tapi yang jelas.. okay, let me explain for the first time.

Pertama – tamanya tuh aku tau soal MU dari Beckham. Tau Beckham kan? Pangeran sepakbola cakep yang naujubilah glamornya. Ya, aku salah satu dari groupies yang mengellingi hidupnya. Padahal waktu itu aku baru kelas 3 SD. Haha. Aku tau kedengaran silly ya? Anyway, waktu itu yang aku tau tentang MU cuma satu kalimat. MU itu kepanjangan dari klub sepakbola Inggris, yaitu Manchester United. That’s it. Tapi itu udah WOW banget karena MU adalah satu – satunya klub sepakbola yang aku kenal saat itu.

Ceritaku tentang MU pas kelas 3 SD tadi berakhir pas Inggris gagal lolos ke semifinal Piala Dunia 2002. Ya, kegilaan aku dengan Beckham cuma berbilang harian. Dan begitulah, aku cuma tau kalo MU itu sekedar klub bola.

Semuanya kembali berlanjut pas pra Piala Dunia 2006. Aku yang ngedengar dari gosip sana sini, bakal ada Piala Dunia lagi, jelas excited dong! Bayanganku tentang Piala Dunia udah terbangun dengan bagus banget. Tau apa poinnya? Bakal ada ratusan cowo – cowo cakep yang berebut bola! Hahaha!

Udah kebayang tuh mau reuni sama Beckham, Ballack, dll. And, that was exactly I said. Ada banyaaaak sekali cowo – cowo cakep dengan skill mengkilap. Akhirnya, karena penasaran dengan mereka – mereka itu, aku bikin aja listnya. Nama dan asal pemain – pemain bola itu.

Oia, ada yang ketinggalan, beberapa bulan sebelum Piala Dunia dimulai, aku ada nemu koran yang isinya tentang seorang pemain Portugal yang ngunjungin seorang anak Aceh yang berhasil selamat dari tsunami. Nah, kebetulan anak itu memakai kaus tim sepakbola Portugal pas ditemukan. Dan tau gak gimana tampang tuh pemain. Cakep banget sumpah! Akhirnya, karena penasaran aku catat namanya dan cari tau klubnya. Kalian pasti tau dong siapa pemain yang aku maksud? Yep, He’s Cristiano Ronaldo.

And then, aku tanya sama Deny, adekku, Ronaldo itu main di klub apa? Liga apa? And he answered my question. And I really surprised, when he said Manchester United and Liga Inggris. Benar – benar kenangan lama bersemi kembali! Dan aku lebih terkejut lagi begitu tau kalo nomor yang dipakai Ronaldo dan Beckham itu sama, which is 7. Dan ya udah, satu dua kali aku nonton pertandingan MU untuk melototin Ronaldo yang ternyata gak seganteng di koran itu. Tapi itu cuma nemanin Deny duang si, dan itupun gak sampe abis. Toh peraturannya aku juga gak begitu ngerti.

Back to World Club 06, karena aku udah punya relasi dengan bola yaitu adekku dan Edy, teman sekelas di SMP, aku merajalela aja tanya sama mereka. Ini main dimana? Yang itu main dimana? Kenapa sih bisa sampai penalti? Offside itu apa? And many more. Walau kadang, aku juga suka cari info sendiri. Aku baca sana sini. Aku nonton sana sini. I learned everything about football. And when I said everything, it means EVERYTHING!!! Ini juga yang membuat aku suka sama bola selain kemampuannya membuat stresku ilang, sepakbola itu benar – benar mencakup semua ilmu. Mulai dari psikologis, kesehatan sampai fashion. Kamu bisa temukan di sepakbola.

Waktu itu udah hitungan bulan aku kenal bola, aku menjadi orang yang rajin nongkrongin MU (koreksi, aku masih belum jadi fan) karena emang MU itu enak banget ditonton dan pemainnya cakep – cakep. Tapi aku juga suka liat Chelsea, Arsenal atau Liverpool. Istilahnya, aku belum menetapkan pilihan mau jadi the blues, liverpludian, the gunner, ato devils. Sedangkan Deny udah jadian ama Chelsea. Edy juga udah bangga banget menunjukkan ‘kebiruannya’ itu. Kalo ditanya, aku tetap bilang, aku suka Cristiano Ronaldo bukan MU.

Dan ketika akhir musim, dimana MU berhasil menjadi Juara Liga Inggris, aku mulai menata hati. Aku berketetapan akan menetapkan pilihan sebelum kick off musim depan dimulai. Bagaimanapun juga, cuma satu klub yang akan mendapatkan hatiku sepenuhnya. Dan pencarian jati diriku pun dimulai.

Aku mulai mikir kalau Arsenal, aku cuma suka Fabregas cs sekedar tampang. Walau permainan mereka bagus banget. Pasti ujung – ujungnya aku cuma bilang “kamu terbuat dari apa si Van Persie???” plus mata yang dibuat berbinar – binar. Dramatis abis!

About Liverpool…. Ini alternatif yang bagus banget, tapi aku mulai berpikir tentang banyak hal. Banyak banget yang gak bisa membuat aku bertahan dengan Liverpool. Stabilitas yang kurang, histori yang terlalu dibangga - banggakan dan fansnya yang gak gitu gahar. So, I said no to the reds.

Dan Chelsea? Apa yang salah dengan Chelsea? Klub dengan pemain – pemain yang hebat, ada si cakep Frankie Lampard disana, kipernya mantap abis, dengan pelatih terbaik menurut aku (Jose Mourinho), tapi itulah… Chelsea was so perfect… Dan itu yang membuat aku jadi penasaran dengan historinya. Yang ternyata was a big zero. Chelsea was nothing. Chelsea ‘idup’ cuma karena uang dari orang Yahudi. So, thanks but no, Chelsea!

Dan MU, seperti yang tadi aku bilang. I love the way they play. Tapi kadang – kadang aku cuma heboh sama Ronaldo aja. Begitu bola berpindah, aku langsung noleh ke lain. Lagipula saat itu aku kurang suka sama Sir Alex dan Rooney. Tapi aku langsung berubah saat aku beli buku biografi Cristiano Ronaldo. Dia gak seperfect yang aku kira ternyata. Entah kenapa sejak saat itu, walau Ronaldo lagi gak main, aku masih setia nonton MU. Dan selalu terpukau sama cara bermain mereka. Dan, pencarianku pun berakhir. Karena sekarang, hatiku udah sepenuhnya jadi milik MU.

Menurut kalian, sampai kapan aku bisa bertahan sama MU?

Karena jujur aja, sekarang udah 2 tahun dengan suka duka, cedera – cedera dan kemenangan dimana – mana. But, I still there. Di sudut kamar sambil diam – diam ngomong “you can do it, guys!”.

Aku orang yang bosenan. Aku tau itu. Aku emang keliatan addict dari luar. Tapi aku sendiri gak yakin aku akan tetap jadi ‘devil’ dalam jangka waktu satu tahun kedepan. Terutama karena aku udah 96% tau tentang bola, aku punya banyak banget partner untuk ngomongin bola, aku udah nemuin semua jenis kecakepan pemain bola di dunia. Cuma masalah offside yang belum aku pahamin.

Kenapa aku curhat kayak tadi? Well, karena aku kadang merasa bosan dengan bola. Kadang aku nyuri – nyuri waktu buat tennis atau bulutangkis. Semua orang bisa pergi dari bola, dari MU, toh pemain bisa pindah klub dan pasti suatu hari nanti juga pensiun kan? But me?

Cuma satu hal yang benar – benar bisa membuatku tenang kalo aku udah mikirin putus dari sepakbola. Yaitu kebiasaan aku kalo malam Minggu, pake tanktop dan hotpants duduk di kasur kamar sambil teriak “Go United! 7-0 ya, guys!” My habit. Hehehe. Dan satu lagi, walau malamnya aku udah nonton pertandingannya ampe abis, aku pasti bangun pagi dan nonton semua berita olahraga dan liat tanggapan mereka tentang MU tadi malam. Baik atau buruk.

Tapi ya… kalaupun suatu saat nanti aku akan membiarkan MU dan atau Sepakbola sebagai sebuah sejarah, aku ingin perpisahan yang baik – baik. I mean, putus bukan berarti musuhan kan? Aku pengen seperti yang dibilang Karel Poborsky (kalo gak salah tulis nama). He said, “I love football. But, sekarang saya berada di titik jenuh. Sudah saatnya saya berhenti sejenak dan melupakan apa itu sepakbola. Tapi saya gak akan pernah lupa sama sepakbola.Hal paling berharga yang membuat saya merasa berharga. Hal yang mengajarkan saya banyak hal. Hal yang memberikan saya banyak hal. Sungguh, saya gak akan pernah melupakan sepakbola. Gak akan.”

Dan aku akan menambahkan, “Football means everything to me. Butuh waktu yang sangat, sangat lama kalau aku mau serius ninggalin bola. Dan lukanya pasti akan sangat, sangat dalam. Tapi aku janji. Aku gak akan pernah benci sama kalian. Aku janji.”

By the way, sekarang aku udah mulai jenuh, tapi aku makin mantap sama MU. Aku udah gak mikirin “Ronaldo main gak?” Sekarang kalo ditanya jawabanku bukan, “Aku suka Ronaldo, bukan MU,” tapi udah berganti jadi, “Aku suka MU, tapi Ronaldo juga sih. Hehehe.”

Dan walau sekarang Ronaldo emang bikin eneg mulu, aku cuma butuh waktu satu menit untuk noleh ke belakang dan liat gimana jasa – jasanya dari aku yang cuma ‘kenal’ sama MU jadi berubah ‘suka’. He is so precious. Dan teng, aku sudah bisa memaafkan semua kelakuan setannya. Paling enggak dia bermain bagus di lapangan, itu justifikasi kalo Ronaldo mulai ngoceh sana sini kaya beo ngajak kawin. Huahahah.

Waduh, waduh, besok ulangan dan aku yang awalnya cuma iseng mo nulis satu dua kalimat malah jadi 3 lembar HVS gini. Hehehe. Emang kalo ngomongin bola gak ada matinya. Akupun karena terlalu sering gaul dengan bola, pernah nulis novel (kecil – kecilan) yang ada bolanya which is ‘Relativity Story’, nekat nonton Nokia Football Crazy padahal tuh acara sepenuhnya English dan aku musti naikin volume tinggi – tinggi, nempelin telinga di speaker, dan buka – buka kamus kayak orang kesetanan demi ngartiin satu dua kalimat. Bodoh banget gak tu?

Udahan ya, tangan aku udah capek banget ngetik. Lagipula besok ulangan IPA, mate! Pelajaran yang aku bego banget! Bisa – bisa kalau pertanyaannya apa itu sistem reproduksi? Aku bakal jawab sistem pertahanan 4-4-2. Siapa yang menemukan gaya gravitasi? Cristiano Ronaldo Dos Santos Aveiro.

Oh yes, I’m a football freak dan ‘devil gila’!

Minggu, 15 Maret 2009

Gagal Nonton Nidji Ajah…

So far, beberapa minggu ini hari – hari aku berlalu begitu aja. Ga ada sesuatu yang spesial deh kayaknya. Gimana yah? Yah, penuh dengan ketawa – ketawa aja sama teman – teman. That’s it.

Tapi beberapa hari yang lalu, aku sempat sebel banget. Gimana gak sebel?? Aku sudah siap – siap banget mo nonton konser Nidji di Segiri, Samarinda, sekalian ngumpul – ngumpul sama anak – anak Nidjiholic SMD juga. Pokoknya rencananya udah mantap banget deh. Tapi pas mo hari H, kak Lisna, Vava dan yang lain ngilang gitu aja. Gak tau pada kemana. Sebel.

Jadinya malas juga cuma sendiri aja nontonnya. Gatot deh. Huhuhu.

Well, cukup untuk bete – betean. Sekarang aku mau cerita tentang salah seorang teman aku bernama Zai. Tentu teman udah tau tentang dia. Aku nyinggung dia sebagai teman aku yang terobsesi sama binatang di postingan sebelumnya. Dan ya, dia udah stadium tiga kanker binatangholic (ngarang abis!).

Nama lengkapnya Zairina Rahmi, tapi lebih sering aku panggil sapi. Soalnya dia juga yang mulai manggil aku kambing. Dan gak hanya aku aja yang jadi korbannya. Wulan, Niken, Niki, Ester dan Nita juga. Wulan sebagai koala, Niken sebagai monyet, Niki sebagai anjing, Ester sebagai kodok, dan Nita sebagai mutun. Coba yaa..

Pernah saking gemesnya, aku nulis di dinding kelas. 3A is like a zoo. Eh, dia malah nambahin. 3A is like a crazy zoo. Stress. Tapi diluar penyakit kronisnya itu, Zai anaknya pinter, enak diajak ngobrol, enak diajak curhat (jangan sampai bocorin soal kebo dan kuda ya!) dan juga bisa bagi inpo soal anime. Karena dia tau semuuuaaanya. Semua anime. You say it, she know it. Lengkap sampai detail terkecil dan paling gak penting. Niken adalah partner terbaiknya soal itu.

Well, minusnya Zai palingan cuma kenyataan kalo dia itu ratunya cablak. Nyablak banget. Makannya aja langsung dari cobek (emang nyambung?). Suka ngambil makanan orang gitu aja. Jarang mandi (dia ngaku sendiri loh soal yang satu ini!). Tapi ya, minusnya itu gak begitu masalah lah, plusnya juga banyak! Jangan kepedean deh ya, kalo baca postingan ini!!

Dan, ini lima pertanyaan tentang Zai plus jawabannya!

Ngobrol sama Zai tentang : conan, curhat, MTK, IPA, kick andy, Raditya Dika

Panggilan kesayangan : sapi, zaitun

Tempat nongkrongnya : Di depan kelas sambil nungguin guru masuk

Ngapain kalo di perpus : Nemenin baca koran atau baca majalah lama

Email Zai : rinagirly@ymail.com / rinademon@yahoo.com

Well, that’s all for now. Doain aku ya, supaya bisa lolos PMDK SMAN 1. Susah sih, banyak saingan. Tapi prospeknya bikin mimisan banget. It gonna be awesome when it really happens.

Terakhir, ini fotonya Zairina sama aku waktu pembukaan invitasi voli di SMP aku beberapa bulan yang lalu. Tau kan teman, yang mana Zai? Yang pakai baju SMP itu loh..

Senin, 09 Maret 2009

Ada yang mau kenalan sama teman!!!

Teman……

Berhubung sebentar lagi UN dan jika aku, sekali lagi jika, aku lulus, otomatis kan aku bakalan ninggalin SMP Negeri 15 Samarinda tercinta ini.

Maka dari itu teman, guru – guru aku minta dikenalin gitu sama teman, sebelum aku sayonara. Nah, guru aku kan banyak banget, jadi kita bakal bahas guru – guru yang mata pelajarannya bakal masuk UN aja ya! Soalnya jari aku bisa brokoli kalo dibahas semua.

1. Pak Dal (atau lebih sering aku panggil Nadal), Matematika

Ya, aku juga akuin kalo MTK itu naujubilah susahnya. Mungkin bisa dibilang kalo MTK adalah penyebab utama kebotakan dini. Well, itu benar. Tapi bersama Pak Dal, semua tantangan itu menjadi menyenangkan. Tidak jadi mudah sih,,,, tapi… gimana ya??? Membuat aku suka sama challengenya gitu. Ada something dari beliau yang membuat aku selalu penasaran, “Ini kok bisa begini? Rumusnya gimana?”

Pak Dal juga selera humornya parah. Bahkan baru – baru ini, saat kami lagi serius ngerjain tugas dari doi, Pak Dal tiba - tiba bilang gini “Ada pengumuman.”

Otomatis telinga kami langsung berdiri. Pengumuman apa? Libur kah?

“Besok libur jadi jangan masuk sekolah.”

Kami diam sejenak. Lalu kelas jadi heboh. YA IYALAH LIBUR, BESOK KAN HARI MINGGU!

Bapak juga sering pake istilah coy or something like that which is sempat membuat kami stress karena terlalu kontras dengan muka jawa bapak. Dan anyway, senyum Pak Dal sering dibilang ‘senyum keledai’ oleh Zai, temanku yang terobsesi sama binatang. Karena emang sih, senyum bapak tuh khas banget. Aku bilangin aja ya, teman, bapak itu dari jauh cuma keliatan giginya aja karena emang giginya putih – putih gitu. Makanya senyumnya jadi keliatan horror dikit. Karena (lagi – lagi) giginya cukup kontras dengan kulitnya.

Tapi teman, kalo ada pemilihan guru terfavorit, sumpah kuntilanak aku bakal milih Pak Dal. Empat belas tahun aku hidup, aku paling merasa comfort sama guru satu ini. Trus Pak Dal tuh pinternya banget – banget lagi. TOP banget deh!!!

2. Bu Sularsih (kadang dipanggil bu ko’it sama Via), Bahasa Inggris

Wah, ini juga salah satu dari sedikit guru favoritku. Ya, pada dasarnya, karena ini pelajaran yang aku suka, aku gak begitu peduli dengan gurunya. Tapi diajar dengan Bu Sularsih sangat menyenangkan, anyway.

Pertama, ibu punya program, etika dan aturan. Jadi aku bisa nakal dan malas – malasan pas pelajaran ibu, tapi konsekuensi dari semuanya pasti bakal aku tanggung sendiri. Dan oia, satu hal lagi yang paling aku suka dari Bu Sularsih, beliau pernah ngasih aku nilai Bahasa Inggris 90 di raport waktu kelas 1 semester 2. Hehehe.

Tapi sayangnya, ibu agak gaptek (maap ya ma’am!). Kayak beberapa minggu yang lalu, kami lagi belajar soal jenis bacaan brosur gitu. Dan ada tulisan www.spam.co.id. Tau kan cara bacanya teman? Tripel dabel yu dot spam dot ko dot ai di. Ya kan? Tapi ibu malah baca “tripel dabel yu spam ko’it.” Hiks.

Satu lagi yang agak – agak gak enak dari ibu, ibu itu suangaaat cempreng. Baru nongkrong di luar bentar, udah diteriak – teriakin pake mikrofon supaya masuk kelas. Menjengkelkan lah pokoknya!

3. Bu Susi (dibaca:Sushi), Fisika

Guru yang paling cuek, merakyat, lucu tapi gak sok lucu, sensi dan mantap fisikanya. Sering diketawain secara diam – diam bin brutal oleh aku, Via dan Yaqut. Tentang jempol raksasa ibu la, plester purbakala ibu, dan the latest, tentang benjolan misterius yang menyembul dari jilbab belakang Bu Susi.

Tapi asli, Fisika terasa jauh lebih mudah kalo diajar sama Bu Susi, dibanding sama guru lain. Gimana ya… cara ibu mengajar itu lo, terasa sangat merakyat dan tidak terlalu konvesional sehingga suasana kelas jadi gak tegang tapi ilmu tetap masuk.

Anyway, ibu ituh orangnya juga susah marah. Paling banter ibu cuma bilang, “Udah diam! Ribut aja kayak pasar!”

Fisikly, ibu itu serem banget. Baju kontras, gincu merah tebel, helm ninja ijo terang dan keringat dimana – mana. Tapi semua itu gak masalah si, sekali lagi karena cara ngajar ibu itu enak banget. Kayak nasi pecel di seberang rumah (lo?).

Dan mau tau gak kenapa Bu Susi dipanggil secara manja sebagai Bu Sushi?????? Karena kami, pelajar libels ini terlalu kurang kerjaan aja! Hehehe.

4. Pak Sulikan (lebih dikenal sebagai Pak Susu), Bahasa Indonesia

Bukan, bukan karena bapak satu ini jualan susu makanya dipanggil Pak Susu. Tapi lebih karena kecenderungan remaja jaman sekarang yang gemar mempersingkat kata (aje gile bahasanya).

Well, satu yang paling aku gerigitan dari bapak, bapak itu kayaknya selalu concern sama aku. Aku baru ngomong dikit aja, bapak pasti langsung protes. Baru sekali nguap, langsung ditunjuk – tunjuk. Tiap kali aku ngumpul tugas, pasti langsung dikomentarin gitu. Sebel.

Pak Susu juga punya obsesi terpendam loh! Jadi komedian. Yup, Pak Susu orangnya suka banget ngelawak di depan kelas. Lawakannya yang jayus berpadu mantap dengan muka bapak yang komikal (uuhh bahasanya lagee..).

But basically, Pak Susu baek banget lo, walo kadang terlalu banggain anak – anak 2Anya.

5. Pak Sadikin, Biologi.

Bersama bapak, ilmu yang seharusnya mempelajari tentang makhluk hidup ini, jadi benar – benar gak idup. Aku tambah eneg sama biologi.

Bapak secara personal sebenarnya menyenangkan. Tapi gabungan bapak dan biologi benar – benar film horror sempurna, yang horornya lebih horor dari film hantu Jepang manapun!


ps, buat guru2 ku yang kucinta, tulisan diatas cuma becanda aja kok. Maklumlah, mau UAN, makanya agak sedikit stress. So, I respect to you all and finaly, PEACE! :)