Kamis, 23 Juli 2020

Ending Film Indonesia Terbaik (Menurut Netizen)

 THIS WHOLE POST IS MAJOR SPOILER. READ AT YOUR OWN RISK.

Judul judul film diambil dari jawaban netizen di cuitan kak Alexander berikut. Go to his page to share your own favorite ending too :)


Ngomong ngomong aku cuma bicara film panjang ya di sini.

1. Sang Penari (Available on Netflix)


Setuju ini tuh bagus dan berasanya “sakitttt” banget. Dari semua jenis perasaan, entah kenapa aku paling suka jenis perasaan ini untuk ditaruh di ending haha. Perasaan menyengkan seperti ending Bebas atau Aruna dan Lidahnya juga bagus tapi aku tetap lebih suka yang sakit ini :P the way Srintil dancing and just doing what she likes best (even tho she likes Rasus too!) is so painful yet realistic :(

2. Ziarah


The moment Mbah Sri finally found what she’s searching for all this time *nangis darah* By the way aku percaya kalau timeline di film ini ga runut jadi ada satu adegan di pertengahan yang justru adalah adegan terakhir secara timeline. Ayo ayo ditonton filmnya biar bisa diskusi soal ini hehe.

3. Siti (Available on BioskopOnline, Goplay)


Sumpah ini masih jadi mimpi burukku, momen di mana akhirnya suami Siti ngomong dan yang dia ucapkan malah, “Lungo, Ti” dan Siti akhirnya bilang asu *suara hati hancur berkeping keeping* Final scene yang agak agak ethereal dan artsy gitu sih to be honest aku ga suka jadi agak ngehancurin vibenya huhu.

4. Turah (Available on BioskopOnline, Goplay)


The last 15 minutes is so gooooddd. The way he ended it is also perfect and fresh!! Dan vibe “sakit” yang ada di sepanjang film disempurnakan dengan ending ini, bahkan sampai detik terakhir. Pure genius move.

5. Ada Apa Dengan Cinta? (Available on Netflix)


A bit so so dan realistis untuk ukuran cinta jaman SMA haha. Nothing special going on here.

6. 27 Steps of May (Available on Goplay)


“Bukan salah bapak,” May setara sama “Lungo, Ti” buat aku. Bikin mimpi buruk huhu. Keseluruhan film ini pacenya cakep banget dan endingnya berada di tone yang sangat tepat. Adegan May akhirnya jalan keluar rumah on her own good will ituuuu :’)

7. Hari Untuk Amanda


Ingat banget pernah nonton ini sama Pak Firman dan dese langsung misuh pas selesai wkwk. Aku, on the other hand, sukaaaa sekali jenis ending yang begini. REALISTIS!! :P

8. Kulari Ke Pantai (Available on Goplay)


Sumpah lupa endingnya gimana haha. Happy ending deh kayaknya ya? :)

9. Cin(t)a


Dari tengah ke ujung kedodoran banget menurutku, pun endingnya ga memorable. Ga inget lagi bagaimana.

10. Posesif (Available on Netflix, Iflix)


Ini juga sakittt huhu. Dan memanfaatkan lagu latar yang sangat sesuai untuk scene scene akhir Yudhis dan Lala. So nice yet so painful.

11. Love For Sale (Available on Netflix)


Another painful ending yang buat aku dimusuhin sama teman teman karna ngajakin nonton ini haha. Tapi aku suka banget yaaa. Rasa sakit yang realistis.

12. Love For Sale 2 (Available on Netflix)


Well, we all see it coming ya mengenai nasib Arini tapi tetap aja hati rasanya mencelos pas dia beneran pergi. Dan closure soal Ibunya Ican menurutku ga believable jadi aku ga terlalu suka. Trus adegan Pak Richard dan anak buahnya bikin aku kangen banget sama film pertama. It was so gooood!

13. Fiksi (Available on Vidio)


Endingnya cukup jelas dan less emotional jadi tidak menimbulkan memori yang mendalam gitu. Not really a bad ending, tapi ya biasa banget aja.

14. Mencari Hilal (Available on Viu)


Lupa endingnya gimana wkwk. Yang keingat dari film ini mostly gambar gambarnya cakep. Udah itu aja.

15. Imperfect (Available on Netflix)


Just another happy ending I guess. Tapi aku suka banget sih sama hasil foto foto di akhir itu. Cakep cakep banget!!

2 komentar:

  1. Sepakat sama Love for Sale 2. Aku lebih suka film yang pertama kalau dibandingin yang kedua, lebih "ngena".

    BalasHapus
  2. Setuju Dil. Secara teknis sih sama bagusnya, tapi kalau segi cerita emang film pertama jauh lebih superior.

    BalasHapus

NO SPAM PLEASE T_T