5 Centimeter Per
Second
Suprisingly, aku sanggup aja menghabiskan film ini sampai
habis. Bukan aku banget soalnya haha. Dari ketiga chapter, paling suka chapter
kedua yang intinya tentang cinta bertepuk sebelah tangan. Aduh itu nampar
banget. Apalagi pas adegan satu hari di mana si pemeran cewek mau nyatain
cinta. Trus trus dia kan akhirnya nyadar diri aja ya kalo cowoknya itu gak suka
dia tapi si cowok ini emang naturally baiiiiik banget. Jadi dengan tersedu –
sedu dia memohon biar si cowok gak usah baik baik sama dia biar dia gak
kegeeran.Epik deh pedihnya :’( Buat beberapa cewek (aku termasuk tentu saja)
emang lebih baik dijahatin deh daripada dibaik baikin gitu :( Pergantian antar
frame yang lambat emang membosankan tapi gambar gambarnya indah banget. Konfliknya
sederhana banget ya anyway, tapi menyentuh deh. Yah gak rugi rugi banget kok
ditonton.
Sukaaaaaa banget sama film ini. Suka banget suka banget!
Suka tema besarnya yang bisa menyentuh aku banget. Hell, who am I kidding? Tema
tentang pandemik penyakit gini harusnya bisa lebih menyentuh banyak orang
dibanding zombie atau monster dari luar angkasa kan? Kan? Terutama suka sama
gimana film ini mengemas sebuah konflik penyakit menjadi konflik politik nan
menggemaskan. Gak tau boy, harus mihak yang mana dan itu nyiksa yet mengasikkan
sekali!! Gimana sutradara bisa menjaga tensi juga perlu diacungin jempol. Di
beberapa bagian aku bahkan agak susah mengatur nafas karena tegangnya film ini.
Trus beberapa adegan awal waktu penyebaran virus itu thrilling abis. Bikin parno
liat orang batuk jadinya. Beberapa detil yang “Korea banget” juga aku
suka, seperti balas dendam, cara mati yang bikin shock, dll. Korea banget!
Suka sama semua akting pemainnya, terutama anak kecil yang
jadi scene stealer itu. Kamu lucu sekali nak :’) Mungkin beberapa hal yang
bikin annoying adalah banyaknya adegan yang “too good to be true”. Tapi over
all, aku sih suka banget film ini. Recommended! (Ah iya, aku beberapa
kali nangis nonton ini. Udah sih mau bikin pengakuan itu aja :p)
12 Angry Men
Salah satu hal yang wajib di-mention kalo ngomongin kebaikan
film ini adalah humornya. Keselip, berkesan remeh padahal punya arti yang
daleeeem. Yang paling kuingat pas mereka mendebatkan tentang kredibilatas
seseorang sebagai saksi. Keren banget deh konklusi dari debat mereka di situ
(dan juga beberapa bagian perdebatan lainnya). And also, this movie is
beautifully shot. Dengan setting dan cast minim begitu, menakjubkan banget deh
gimana film ini tidak membosankan dari sisi visual. Aku juga suka dinamika
emosi di film ini dan antiklimaks in a good way di akhir. Kekurangan mungkin
ada pada scoring yang hampir sama kayak film film jadul lainnya (duh sorry but
“jeng jeng” sound is too much). Overall, aku pribadi suka sama film dengan
jenis cerita gini jadi ya recommended.
Prisoners
Kayaknya aku terlalu banyak berharap deh dengan film ini,
jadinya agak kecewa gitu terutama sama endingnya. Nyebelin abis, men! Twist
yang dikasih lumayan, tapi motifnya itu loh, gak meyakinkan banget huhu. Jadi
agak agak antiklimaks gitu, padahal tensi dari awal udah dibuat tinggi banget.
Anyway, aku suka sama gimana film ini mendeskipsikan “depresi”, dari akting
akting pemainnya, ‘warna’ filmnya, semuanya dibuat sekelam mungkin and I love
it because it’s so relevant. Terutama suka sama karakter Jake Gylenhall di
sini. Karakter polisi perfeksionis dibawakan cukup baik (not perfect though)
sama dia. Trus kudos juga deh sama make up-nya yang cukup total. Salah satu
film wajib tonton 2013 kata sebagian besar orang and I’d say I agree for the
dark athmosphere.
Pitch Perfect
I love this. Like love love love love this! Mungkin ini
subjektif banget ya karena aku emang suka jenis film/series pop musical semacam
Glee atau High School Musical tapi film ini keren abis deh beneran! Suka gimana
film ini menceritakan kehidupan kampus di Amerika tanpa menjadi terlalu condong
ke satu sisi. I mean, anak anaknya biasa banget. Super ordinary, gak kaya, gak
pintar, gak cantik/ganteng, tapi bertalenta semua di bidang musik and they’re fun.
Emang sih, untuk beberapa karakter keliatan banget cuma tempelan. Anyway, scene
stealer di sini yang menjadi favorit aku adalah rapper keturunan India di grup
Treblemaker, he’s hot, he’s a good rapper and he’s cute too! Kalopun gak
tertarik nonton filmnya, boleh banget deh dengarin OSTnya aja. It’s that good!
Look how happy they are :) Ini waktu nyanyi lagu Party in The USA |
Blackfish
Kasusnya sama kayak Prisoners nih, akunya over expected
duluan. Jadi kalo boleh jujur, aku kurang suka film ini. Sebagai film
dokumenter, dia udah bagus sih ngambil angle-nya, yaitu biar kita bisa lebih
memahami mengenai binatang yang luarnya nampak unyu walau sebenarnya berbahaya
dan sebenarnya lagi hidup mereka tuh menyedihkan. Tapi tampilannya messy
banget. Dan terlalu banyak narasumber. Jadi nontonnya gak fokus gitu. Trus filmnya
one-sided. Emang beralasan sih ya,karena pihak SeaWorld sendiri dari awal
pembuatan film gak mau diwawancara and that actually speaks a lot, but still.
Pengennya kan kayak The Imposter gitu yang bisa melihat sesuatu dari kedua
sisi. Overall, not really recommended.
The Breakfast Club
Aku suka gimana film ini membawa emosi penonton dari melihat
lima orang pemerannya sebagai ordinary teenagers dengan karakter yang
stereotipe, menjadi lima orang spesial dengan masalahnya masing masing. Dan
humornya juga juara deh! Smooth gitu di sepanjang film. Chemistry di antara
semua pemain kerasa dan aku paling suka chemistry antara basket case dan si
atlit, so sweet! Open ending emang pas banget untuk mengakhiri film ini, bikin
penasaran tapi juga bikin lega, karena si sutradara gak membuat judge sama
kelanjutan cerita anak anak ini. Beberapa bagian agak membosankan juga sih tapi
overall worth the watch kok.
Argo
Satu slot pujian khusus aku persembahkan buat adegan pertama
dan terakhir film ini. Thriller! Agak bete sih di beberapa bagian karena
membosankan dan sometimes ceritanya terlalu memojokkan sisi Iran. Technically
speaking, suka sama bagian design product yang cantik banget menggambarkan Iran
di jaman dulu. Suka gimana humor kecil dan pahit diselipkan di sana sini, dan
juga sama the most memorable quote “Ar-go fuck yourself” yang kehadirannya
selalu terasa pas. Dari awal aku tau sih film ini bukan tipeku, jadi untuk bisa
bertahan nonton sampai akhir aja udah hebat.
Don Jon
Ini mungkin versi lebih berwarna dibandingkan Shame yang
suram. Playful, dinamis, modern, etc etc. Tapi buat aku sih ini film way too
extreme. Bahkan untuk seorang aku loh ya hahahahaha :p Sebenarnya pesan
moralnya kuat sih tapi stereotipe di berbagai sudut film ini membuat aku merasa
sang sutradara (which happened to be Joseph Gordon Levitt himself) berusaha
terlalu keras membeberkan fakta. Beberapa adegan repetitif yang dibuat biar
menarik malah jadi menjemukan. Dari segi akting, tiga pemeran utama di sini
sudah cukup bagus memainkan perannya masing masing. Tapi jujur paling terkesan
sama Scarlett Johansson. Resmi deh dia jadi salah satu aktris favoritku :D Dia
termasuk konsisten dan pilihan perannya pun beragam. Di sini dia jadi cewek
seksi yang konservatif and gotta say that she did it perfectly.
About Time
This movie is so sweet it melts my heart. Sukaaaa banget
gimana ceritanya mengalir gitu aja, gak lebay gak dramatis tapi tetap enak
dinikmati. Suka gimana karakter para tokohnya yang unik dan manusiawi saling
bersentuhan satu sama lain. Suka sama semua momen sederhana yang dibuat indah
dan bermakna. Terutama suka sama karakter Tim sebagai seorang manusia.
Hubungannya dengan abah mamanya dan adiknya. Aku bisa relate banget, sebagai
sesama anak pertama dalam keluarga. Tersentuh banget pas si Tim berusaha untuk
membantu hidup adiknya bagaimanapun caranya huhu. Konsep time travelnya banyak
bolong sih, tapi gak terlalu ganggu kok.
Awww suka banget sama hubungan Tim dan Kit Kat |
Hai Kak Dita...kenapa nggak coba bikin label khusus resensi film? Sertakan juga sinopsis dari film nya biar greget. hehe. Anyway, resensi kamu ini bagus bagus lhoo. Pilihan filmnya juga gak mainstream. Anyway, coba nonton film nya Jason Reitmann deh, i think you're gonna love it. keep goin'! :))
BalasHapusHai hai anonim, komenmu manis banget sih :))
HapusRencananya kalo resensi di blog ini udah banyak memang akan dibuatkan tag sendiri. Nah kalo masalah sinopsis, benar juga ya. Kacau banget masih tatanan resensiku. Lain kalo dirapiin lagi deh :)
Ps, aku baru nonton Up in The Air dan sukaaa. Lain kali bakal nonton filmnya yang lain deh :D