***
Hari ini aku mencintaimu.
Seingatku, kemaren aku juga masih mencintaimu.
Aku lupa kapan awal mulanya ingatan itu ada, tapi yang jelas,
beberapa minggu ini ingatanku nyata sekali, bahwa aku mencintaimu.
Aku selalu tidak tahu kapan, tapi aku selalu bisa menjawab
mengapa.
Karena untuk mencintaimu itu semudah hujan turun di bulan
Januari.
Alasanku sederhana, dapat dirangkum singkat dalam tiga kata.
Pertama, keindahanmu, yang tidak cukup untuk memabukkan
dunia, tapi lebih dari cukup untuk memabukkanku.
Tapi keindahanmu tidak ada apa apanya dengan selera humormu.
Iya, selera humormu. Kemampuanmu untuk membuatku tertawa dan kemampuanmu untuk
tertawa atas humorku. Satu kualitas remeh yang tidak banyak aku temui di dunia
ini. Kamu, pelawak nomor satu di hatiku.
Tapi mungkin alasan terbesarku adalah alasan terakhir ini.
Kebaikanmu.
Alasan paling umum yang bisa diterjemahkan menjadi apa saja.
Tidak perlu aku jabarkan di sini bagaimana kebaikanmu dapat menyentuh hatiku.
Tapi percayalah, kebaikanmu adalah pengingat terbesar mengapa aku mencintaimu.
Itulah tadi tiga alasan yang menjadi semakin kuat sejalan
dengan intensitas interaksiku denganmu. Hari demi hari.
Tapi selain mengingat bahwa aku mencintaimu, aku juga selalu
mengingat bahwa kamu mencintainya. Ingatan yang harusnya saling mengeliminasi,
tapi aku terlalu egois untuk mempertahankan keduanya.
Dan itulah tentang aku, orang yang hari ini mencintaimu.
Jika besok aku lupa, tolong ingatkan aku dengan cintamu...
pada orang lain.
Iya, cintamu, bukan cintaku. Cintamu yang bukan untukku.
Ingatkan aku sebelum aku ingat pada cintaku sendiri. Cintaku yang kini nyata
sekali hanya untukmu.
Ingatkan aku supaya aku tau rasanya... membencimu.
Karna sungguh, adakah
emosi lain yang bisa aku rasakan agar aku bisa membunuh ingatanku bahwa di
suatu waktu aku pernah mencintaimu?
cuit cuit
BalasHapus:))
BalasHapus