Jumat, 05 September 2025

Review Bioskop di Jakarta

Lagi - lagi bikin direktori buat diri sendiri, sudah sejauh mana hobi menonton ini membawa aku berkelana di Ibu Kota ^^

1. Hollywood XXI

Akses transum dari Halte Cikoko : 9/9C/9A, turun di halte Widya Chandra Telkomsel

Harga saat weekend : 35k

Kelebihannya tentu saja, bioskop ini relatively paling dekat dari tempatku. Aksesnya bisa naik TJ tanpa transit, trus jalurnya juga BRT dan kalau weekend sepi. Dua kelebihan lainnya yang bikin bioskop ini jadi lebih lebih superior adalah harganya yang termurah sekota dan karna kompleksnya ga nempel mall jadi walking distancenya minimal. Tapi perihal ga nempel mall ini jadi kekurangan juga karna opsi jajannya kurang (kadang bisa jadi kelebihan sih, karna bisa ngehemat). Selain itu, mushollanya jele huhu. Tapi dengan segala kekurangan dan kelebihannya, Hollywood ini masih jadi top of mind aku kalau mau nonton

2. Lippo Mall Nusantara Cinepolis (Lt. 5)

Akses transum dari Halte Cikoko : 9/9C/9A, turun di halte Semanggi

Harga saat weekend : 50k

Secara jarak, cuma beberapa halte lebih jauh dari Hollywood. Walau di dalam mall, tapi walking distancenya ga terlalu banyak karna ada akses lift, trus haltenya juga persis di depan bangunan mall. Meski harus diakui ini mall besar ya, jadi agak lieur juga kalau buru-buru.

3. Agora Mall XXI (Lt. 3)

Akses transum dari Halte Cikoko : -

Harga saat weekend : 65k (IMAX)

Aku baru sekali ke sini dan waktu itu ga pakai transum jadi ga bisa review soal akses transumnya (harusnya dari Cikoko paling ok naik KRL trus lanjut jalan kaki). Walking distancenya jauhhhh, jadi harus spare time kalau mau nonton di sini. Kalau ga salah ini aku masuk dari Halte Tosari 2 ya, jauh pokoknya masuk ke kompleks mallnya. Trus nanti bisa naik eskalator (cuma naik 2 lantai dan jalurnya ga ribet). Pilihan tenant makannya ga banyak tapi menarik dan classy. Dari hasil riset kecil-kecilan aku, IMAX Agora ini emang paling dekat dan paling murah, jadi kalau mau nonton IMAX lagi emang most likely di sini sih huhu.

4. Bassura XXI (Lt. 2)

Akses transum dari Halte Cikoko : Ada TJ, tapi tetap harus transit Jaklinko. Btw, daerah Bassura ini ga ramah pejalan kaki jadi mending dari awal naik Ojol aja dah.

Harga saat weekend : 50k

Sekali ngide kesini karna ngejar Cinema Visit wkwk. Jujur langsung trauma sih karna tidak ramah transum huhu. Harganya pun B aja, walking distance juga lumayan. Musholla lumayan ok sih, tapi ya harusnya bisa lebih baik lagi.

5. XXI Blok M Square (Lt. 5)

Akses transum dari Halte Cikoko : 9/9A/9C/dkk, transit di Pancoran, P11. Selain rute ini juga ada beberapa opsi lain karna Blok M mah akses transumnya surgaaaa. Untuk ke Blok M Square sendiri prefer TJ daripada MRT, karna walking distance lebih singkat.

Harga saat weekend : 50k

Tempat apapun di Blok M ga worry soal akses transum dan pilihan konsumsi lah ya ^^ kekurangannya mungkin di walking distance yang lumayan karna ini bioskopnya ada di Lt. 5. Ada sih akses lift, tapi kalau weekend kan Blok M rame banget ya, peer juga. Pas lagi santai sih seru sekali karna pilihan tenant di sini sangat beragam dan pembagiannya lumayan rapi jadi kita sebagai pengunjung ga bingung.

6. XXI Blok M Plaza (Lt. 6)

Akses transum dari Halte Cikoko : 9C, turun di Bundaran Senayan. Lanjut MRT. Ini udah rute terbaik karna walking distance-nya paling minimal.

Harga saat weekend : 60k

Sedikit lebih mahal dari Blok M Square karna mall-nya juga emang lebih bagusan dikit ^^ Tapi ya permasalahannya sama ya, walking distancenya mayan, dan akses lift walau ada tapi orangnya juga bejibun.

7. Epicentrum XXI 

Akses transum dari Halte Cikoko : Bisa naik LRT ataupun TJ (transit) dan turun di Rasuna Said. Dari situ masih jalan kaki 800 m sih, tapi trotoarnya lebar, suasananya rindang dan ramai

Harga saat weekend : 40k

Kata orang-orang bioskop ini punya sound terbagus di Jakarta, dan meski aku udah coba aku ngerasa B aja (emang aku yang ga ahli haha). Yang aku suka bangunan bioskop ini terpisah dari mall utama dan dia di lantai ground jadi aksesnya mudah. Mallnya sendiri walau kecil tapi lumayan lengkap, tenant makanan beragam dan terjangkau. Musholla juga ok.

8. Kalibata City Square Cinepolis

Akses transum dari Halte Cikoko : Naik Jaklinko 43B dari Stasiun Cawang ke Bus Stop di depan Kalibata City Square. 

Harga saat weekend : 50k

Walking distancenya juaraaaa, aku suka aku suka. Trus karna aksesnya Jaklinko kan jadi gratis yaa, meski musti sabar sabar sama driver Jaklinko yang nginjak gas kayak ga ada hari esok. Pilihan tenant makanan sangat ramah buat rakyat jelita. Tenant non makanan juga lengkap dan beragam, trus mallnya kicik jadi semua tempat tuh kayak cuma beberapa langkah aja gitu. Studionya juga kicik.

9. PGC XXI Lantai A (7)

Akses transum dari Halte Cikoko : 9A, turun di halte Cililitan. Ada juga opsi turun di halte dalam mall, tapi TJnya transit (lupa TJ no berapa)

Harga saat weekend : 45k

Akses transumnya ok sekali. Selain terjangkau via TJ, bisa juga naik Jaklinko dari Cikoko. Tapi yang Jaklinko aku belum pernah coba ya jadi belum bisa kasih review. Kalau turun di halte dalam mall tuh enak, langsung ada akses lift (wajib naik lift karna bioskopnya di Lt 7 wkwk). Kalau ga dari situ kayaknya bakal bingung sih karna PGC ini padat ya, dan walking distancenya jadinya bakal jauh huhu. Btw, ini bioskopnya di area rooftop jadi bisa dibilang dia misah gitu dari bagian mall. Di sekitarnya ada Indomaret dan Alfamart. Peer kalau nonton malam kali ya, pas serentak orang-orang pulang karna aksesnya harus naik lift dan liftnya terbatas. 

10. Senayan City XXI Lt. 5

Akses transum dari Halte Cikoko : 9C, turun di halte Bundaran Senayan

Harga saat weekend : 65k

Walking distancenya masih bearable lah meski haltenya ga persis depan mall banget, jalan kaki kurang dari 500 m. Ada nyebrang juga, tapi ada zebra cross dan traffic light buat pejalan kaki. Karna jalan kaki ke sini aku jadi nemuin Warung Sate di seberang mallnya :D Ini salah satu mall termewah yang aku datangin, tapi pilihan tenantnya tetap ada yang rakyat jelita friendly kok. Btw, kalau ga mau masuk mall, dia juga ada akses lift di teras mall yang langsung ke lantai bioskop.

11. Senayan Park Cinepolis 

Akses transum dari Halte Cikoko : 9/9C/9A, turun di halte Gerbang Pemuda. Transit 1B/1F, turun di halte Palmerah. Transit 1B/1F, turun di halte Taman Ria.  

Harga saat weekend : 50k

Walking distance so so lah ya, walau Halte Taman Ria persis di depan Spark, tapi untuk ke bioskop harus masuk mall dan naik lift lagi. Trus ada 2 jenis Cinepolisnya ya, kalau VIP itu lebih premium dan pastinya lebih mahal. Aku suka di sini karna pilihan tenantnya beragam. Paling salah satu kekurangan fatalnya adalah di Palmerah itu TJnya suka ngetem huhu. Jadi kalau mau nonton di sini musti spare waktu, karna ngetemnya ini ga bisa diprediksi berapa lama.

***

Wow ga nyangka 3 bulanan di sini ternyata udah ke 11 bioskop!!! Haha. Tentu aja faktor utamanya karna aku suka nonton film Indonesia ya, dan layar film Indonesia tuh lumayan nyebar huhu. Maunya sih selalu nonton di Hollywood aja tapi apa daya. Tapi overall, dari list ini aku sadar tiket bioskop di Jakarta mah murah murah yaaa kalau dibandingkan sama daerah asalku di Samarinda. Let's see 3 bulan dari sekarang apakah akan bikin list lagi dengan bioskop-bioskop baru lagi hehe. Kalau kalian, bioskop andalan buat nonton di Jakarta apa? Let me know!

Minggu, 24 Agustus 2025

In Frame With Ernest - The Remarkable Guests

Sebenarnya ini lebih ke upaya Fradita bikin direktori dari episode-episode In Frame With Ernest. Hi Koh Ernest, please notice me as your fans :) So far, belum ada yang ngalahin In Frame dalam hal "menggali ilmu soal perfilman Indonesia sedalam-dalamnya". Tiap pertanyaan Koh Ernest bener-bener terasa genuine, terlihat sekali dia beneran mau belajar dari narasumber. Ga pernah ada 1 episode pun yang dia look down sama narasumbernya. Bahkan di episode-episode promo pun, Koh Ernest selalu bisa bikin titik temu dari dia yang mau belajar dan marketing filmnya tetap jalan.

Oh sama satu lagi, selain buat direktori, postingan ini akan jadi wadah aku untuk memberikan shoutout ke film/series Indonesia favoritku!


1. Angga Dwimas Sasongko

Angga ini founder Visinema, selain juga masih aktif sebagai Penulis, Sutradara dan Produser. Beberapa film favoritku dari Angga sebagai sutradara adalah Hari Untuk Amanda, Mencuri Raden Saleh & Heartbreak Motel.

Part 1

Part 2


2. Reza Rahadian

Salah satu Aktor terbaik yang hadir di perfilman Indonesia, karya favoritku dari dia adalah My Stupid Boss. Selain itu Reza juga pernah melakoni peran sebagai Sutradara dan Ketua Komite FFI.

Part 1

Part 2


3. Prilly Latuconsina & Umay Shahab

Duo ini adalah founder Sinemaku, PH yang sampai sejauh ini belum ada menelurkan satupun film yang aku suka (LOL). Mereka ini kayak dynamic duo, ala Mira Lesmana dan Riri Riza, dengan Prilly berperan sebagai Produser (juga dikenal sebagai Aktris) dan Umay sebagai Sutradara (juga dikenal sebagai Aktor). 

Part 1

Part 2

Part 3

Part 4


4. Bene Dion Rajagukguk

Bene Dion Rajagukguk dikenal di dunia film sebagai Penulis Skenario, Comedy Consultant dan Sutradara. Salah satu trivia menarik tentang Bene adalah 3 film panjang yang dia direct sejauh ini bervariasi dari segi genre dan PH yang memproduksi, favoritku adalah Ngeri Ngeri Sedap.

Part 1

Part 2


5. Joko Anwar

Joko Anwar adalah Sutradara dengan reputasi tinggi di perfilman tanah air. Selain itu, Joko Anwar juga dikenal sebagai Penulis Skenario yang mempunyai tema beragam di semua karyanya. Peran Joko Anwar lainnya adalah sebagai Aktor dan Produser. Sejauh ini, film buatan Joko Anwar favoritku adalah A Copy of My Mind dan Skenario favoritku dari beliau adalah Arisan!.

Part 1

Part 2

Part 3


6. Mira Lesmana

Mira Lesmana adalah founder dari Miles Films yang telah menelurkan banyak sekali film box office yang dicintai banyak orang seperti Petualangan Sherina, Ada Apa dengan Cinta?, Laskar Pelangi dll. Mira Lesmana sebagian besar duduk di kursi Produser, tapi juga memiliki kredit sebagai Penulis Skenario.

Part 1

Part 2

Part 3


7. Anggy Umbara

Anggy Umbara adalah sutradara film Indonesia yang punya ciri khas sendiri dalam tiap karyanya. Salah satu karya tersukses Anggy adalah Warkop DKI Jangkrik Boss Part 1 yang pernah menjadi film terlaris di Indonesia sebelum rekornya dipecahkan KKN di Desa Penari tahun 2022 lalu.

Part 1

Part 2

Part 3


8. Adhisty Zara

Personally, aku merasa punya kedekatan sama Zara ini karna film kedua dan ketiganya adalah salah satu alasan aku jadi mengikuti Sinema Indonesia di tahun 2019 lalu. Terutama saat dia berperan sebagai karakter Euis di Keluarga Cemara ya, wah itu bagus banget!! Meski setelah itu, film-film dan seri-seri dia B aja, tapi aku masih tetap memperhitungkan Zara sebagai talenta yang karyanya patut ditunggu.

Part 1

Part 2


9. Awi Suryadi

Awi Suryadi adalah Sutradara Film Terlaris no.2 di Indonesia, KKN di Desa Penari. Awi juga terkenal sebagai salah satu sutradara dengan spesialisasi horor, meski di awal karirnya sebenarnya punya film dengan beragam genre. Salah satu karya beliau yang paling membekas di hatiku yaitu Kisah Tanah Jawa : Pocong Gundul.

Part 1

Part 2


10. Kimo Stamboel

Sutradara, Produser dan Penulis Skenario yang dari awal karir sudah mengkhususkan diri dalam film genre. Mengawali karir menjadi bagian dari duo The Mo Brothers (bersama Timo Tjahjanto) dan menelurkan klasik berupa Rumah Dara, Kimo terus produktif menelurkan karya baik cerita adaptasi maupun orisinal. Karya favoritku dari beliau adalah serial misteri Teluh Darah.

Part 1

Part 2


11. Putri Marino

Arguably, Putri Marino adalah living legend aktris Indonesia. Debutnya fantastis sekali di Posesif, lalu film maupun series lainnya makin mengukuhkan talenta Putri di bidang seni peran itu di atas rata-rata. Beberapa favoritku lainnya dari Putri adalah : Layangan Putus, Gadis Kretek dan One Night Stand. 

Part 1

Part 2

Part 3


12. Laura Basuki

Satu par dengan Putri Marino, ada Laura Basuki yang sudah lebih senior di dunia akting. Berbagai peran telah dia coba, dan favoritku adalah saat dia berperan sebagai Susi Susanti di Susi Susanti : Love For All dan Ino di Nana, film terakhir mengantarkan dia memenangkan Silver Bear di Berlinale.

Part 1

Part 2

Part 3


13. Ody Harahap

Ody Harahap dikenal sebagai Sutradara dengan spesialisasi komedi dan drama. Selain itu, dia juga memiliki kredit sebagai Penulis Skenario. Salah satu film dia yang paling aku suka adalah Orang Kaya Baru The Movie.

Part 1

Part 2


14. Gina S. Noer

Salah satu Penulis Skenario paling berpengaruh di Perfilman Indonesia selama 10 tahunan terakhir. Melakoni debutnya dengan Dua Garis Biru (my all time favorite), Gina S. Noer sekarang juga aktif sebagai Sutradara. Karya-karya Gina lain yang sudah aku tonton dan jadi favoritku antara lain : Posesif, Keluarga Cemara, Like & Share, Kulari Ke Pantai dan Hari Untuk Amanda (wow banyak ya hehe).

Part 1

Part 2


15. Lucky Kuswandi

Lucky Kuswandi mungkin tidak seproduktif itu, tapi sejauh ini beberapa filmnya jadi favoritku banget, antara lain Dear David dan Selamat Pagi, Malam. Tentu saja aku akan selalu menunggu karya-karya beliau ke depannya.

Part 1

Part 2


16. Kamila Andini

Kamila Andini adalah Penulis Skenario dan Sutradara yang konsisten menelurkan karya dengan ciri khas POV perempuan dari berbagai latar dan budaya di negeri ini. Kamila Andini menurutku sangat berjasa mengenalkan Sinema Indonesia Modern ke aku pas aku pertama nonton film pendeknya Sendiri Diana Sendiri. Salah satu keunikan lain dari Kamila adalah latar belakang keluarganya yang film banget yaitu Bapaknya Garin Nugroho dan Suaminya Ifa Isfansyah (just google these two living legends).

Part 1

Part 2


17. Padri Nadeak

Episode pertama dengan narasumber yang bukan sutradara, aktor, penulis skenario maupun produser! Padri Nadeak adalah Sinematografer yang sudah wara-wiri menghasilkan karya di Sinema Indonesia. Beberapa scene notable dari filmografinya adalah long take Dua Garis Biru dan Ngeri-Ngeri Sedap. Oh iya aku mau note juga di episode ini ada ngomongin soal serikat pekerja, menurutku ICS adalah serikat pekerja paling established di industri ini sekarang. 

Part 1

Part 2


18. Abimana Aryasatya

Salah satu Aktor Indonesia yang punya perjalanan panjang di Industri, selain itu juga pernah beberapa kali menjadi Produser. Peran beliau yang paling ikonik menurutku di film Gundala dan Warkop DKI Reborn.

Part 1

Part 2

Part 3


19. Ryan Purwoko

Ryan Purwoko adalah salah satu Editor paling establised di Industri Perfilman Indonesia saat ini. Kalau di Letterboxd, beliau sudah punya kredit di 94 film (wow ga tuh). Selalu suka kalau Ernest ngundang orang teknis gini karna pertanyaan-pertanyaannya fresh banget buat aku yang awam dunia filmmaking.

Part 1

Part 2


20. Syaifullah Praditya

Kali ini aspek filmmaking yang di highlight adalah soal Sound Design, pembahasannya lumayan teknis banget tapi tetap ramah buat pemula. Syaifullah Praditya ini terutama sering banget berkarya bareng Imajinari, filmnya antara lain Ngeri Ngeri Sedap, Agak Laen dan Jatuh Cinta Seperti di Film Film.

Part 1

Part 2


21. Alim Sudio

Alim Sudio menurutku salah satu Penulis Skenario di Indonesia yang paling produktif (dan terjawab deh di episode ini kenapa beliau bisa seproduktif itu). Most of the time sih aku B aja sama film-filmnya dia, mungkin beberapa yang jadi favoritku itu : Kembang Api dan Heartbreak Motel. Fun fact juga selain Penulis Skenario, Alim juga punya kredit sebagai Aktor, Sutradara, Produser dan Production Design.

Part 1

Part 2


22. Monty Tiwa

Keramat masih jadi film horor favoritku sepanjang masa, even though Monty pembuatnya sendiri udah jera bikin horor wkwk. Seringnya Monty mengerjakan film drama komedi, dan aku suka juga kok. Beberapa yang notable : Test Pack, Mendadak Dangdut (Monty menulis film originalnya, dan menyutradai film adaptasinya, and I love both!) & Shy Shy Cat. 

Part 1

Part 2


23. Lele Laila

Penulis Skenario fenomenal Indonesia yang aktif terutama di skena Horor. Aku pribadi sih berharap Lele suatu saat nulis komedi ya karna ternyata di interview ini ybs kocak abiesz. Atau full drama religi oke juga mengingat background keluarganya.

Full


24. Riri Riza

Riri Riza adalah sosok legenda hidup di Perfilman Indonesia. Dia menjadi partner Mira Lesmana dalam membangun Miles Films, punya kredit sebagai Penulis Skenario, Produser dan Sutradara. Karya penyutradaraan beliau yang paling kusuka : Kulari Ke Pantai & Bebas.

Full


25. Oka Antara

Aktor favoritku sepanjang masaaaa. Selain itu menurutku Oka Antara masih menempati tahta nomor 1 manusia terganteng di Indonesia, meski sekarang ada temannya yaitu Emir Mahira hehe. Berdasarkan fakta tersebut, film Oka Antara ini selalu aku nanti. Tapi aku juga punya beberapa judul favorit yaitu : Hari Untuk Amanda (ikonik), Sang Penari (masterpiece), Queen Bee (personal favorite), Aruna & Lidahnya (favorite character!) dan Noktah Merah Perkawinan.

Full


26. Fajar Nugra

Aktor dengan latar belakang stand up comedian, notable perannya menurutku di Kupu-Kupu Kertas sih, di film ini lumayan luntur banget image komedinya si Fajar.

Full


27. Fajar Nugros

Memiliki kredit sebagai Penulis Skenario, Produser dan Sutradara, Fajar Nugros beserta istrinya juga membentuk IDN Pictures bersama group IDN. Aku berterima kasih banget sih sama IDN Pictures karna proyek film - filmnya lumayan memberikan warna yang cukup banyak ke perfilman Indonesia, semoga konsisten trus ya sampai ke depannya. Untuk karya pribadi Nugros sendiri yang lumayan memorable : Srimulat : Hil Yang Mustahal dan Terbang.

Full


28. Madunazka

Salah satu aspek paling bikin penasaran kalau nonton Behind The Scene film itu menurutku soal keberadaan orang-orang yang sibuk megangin Boom, nah Madunazka ini adalah Head of Department para Boomer ini atau title resminya itu Sound Recordist. Sama seperti episode Saifullah Praditya, episode ini juga sangat teknikal.

Full


29. Sulung Landung

Manajer Aktor dengan brand Agensi Avatara88 yang di dalamnya ada nama besar seperti Dion Wiyoko, Julie Estelle, Adinia Wirasti dll. Menarik juga pilihan guest ini karna Ernest sendiri punya agensi sendiri yaitu Hahaha Corp. 

Full


30. Hadrah Daeng Ratu

Dibanding episode lain yang tamunya Sutradara, episode bersama Hadrah Daeng Ratu ini salah satu yang paling less teknikal dan kerasa banget nyambi episode promo hehe. Ya gapapa sih, tapi menurutku harusnya bisa lebih dikulik lagi apalagi mengingat background Hadrah yang udah kesana kemari banget sebelum jadi Sutradara.

Full


31. Aldi Haryopratomo

Kayaknya ini episode favoritku! Lucu banget mengingat sebelum aku nonton video ini aku kan ga tau ya siapa itu Aldi Haryopratomo (unlike episode2 lain yang aku pasti tau siapa orang film itu), dan peran dia juga bisa dibilang harusnya "jauh" dari dunia film karna dia adalah Komisaris Visinema. Tapi menarik di episode ini industri Sinema Indonesia itu diliat sebagai big picture.

Full


32. Dipa Andika

Dipa Andika adalah partner Ernest baik di Hahaha Corp Artist Management maupun di Imajinari. Dipa Andika juga punya kredit sebagai Produser di semua film Imajinari. Btw, satu fakta menarik soal Imajinari adalah tahun 2024 lalu mereka berhasil mengawinkan Film Panjang Terbaik FFI dan Film Terlaris dengan masing-masing filmnya adalah Jatuh Cinta Seperti di Film-Film dan Agak Laen.

Full

Kamis, 10 April 2025

Kulineran Keliling Kalsel

Berhubung ingin yapping soal libur Lebaran tapi bingung yapping di mana. Maunya yang bisa diliat crush tapi tetap terhindar dari tatapan sinis orang soal hidupku yang B aja ini tapi juga ga mau dilihat sama orang yang ga akrab-akrab banget, aku memutuskan kembali ke Blog. Dari semua socmed yang aku punya, ga ada yang bisa memenuhi semua kriteria di atas juga (wkwk sad), jadi ya yapping di sini bolehlah biar ada jejaknya juga di dunia digital yang fana ini.


Day 1 :

Hari pertama diawali dengan Sholat Idul Fitri trus sempat keliling ke tempat keluarga. Ke rumah Rinda, ke rumah Aya (makan martabak kari), ke rumah Faris (makan Soto Banjar). Berlanjut open house di rumah dan aku makan macam-macam mulai dari Bakso, Buras, Lupis dan aneka kue kering. Malamnya aku nonton Norma di City Centrum, berhubung ada promo buy 1 get 1 dan ada Deby yang lagi liburan di rumah. Happy karna filmnya tidak sejelek yang dibayangkan.


Sebenarnya banyak lagi foto keluarga tapi up ini aja yang ada di HP

Day 2 :

Paginya masih lanjut makan makanan Lebaran. Setelah makan siang, aku antarin Deby ke kantor lamanya buat beres-beres, akunya lanjut buat isi bensin dan cuci motor berhubung besok mau ditinggal lama. Trus sorenya aku dan Deby jalan-jalan ke Big Mall. Keluar masuk store, foto di fotobox. Terakhir ditutup dengan late lunch makan ricebowl. Btw, aku happy banget dapat 1 item masing-masing di Luludi, Jrep dan Uniqlo dan semuanya diskon. Yay!

Teksturnya oke, tapi rasa agak sedikit hambar. Gyozanya enaaak. 

Apapun circlenya, fotobox aktivitasnya wkwk

Day 3 :

Sebelum subuh aku dan Mama Abah berangkat ke Banjar, Deby juga balik dari liburannya. Hari ini jadwalnya jalan terus sampai ke Birayang yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sepagian aku ga terlalu nikmatin jalan karna aku semi mabuk huhu. Pusing banget dan hampirrrr banget muntah. Jam makan siang kami nyampai daerah Kuaro dan aku langsung makan Sate Mix (Ayam & Kambing) di RM Rojo Koyo. Btw, ini tujuan liburan terutama buat kulineran ya, jadi dokumentasi kulinernya sangat lengkap wkwk. Mungkin yang suatu saat mau kulineran di Kalsel bisa cek post ini buat cari referensi.

Alasan aku suka sekali ke Banjar tuh karna di sini bahasa daerahnya masih sangat alive & kicking! Semua mua press release pakai bahasa Banjar, bahkan kalau belanja di mall sekalipun. Di Bandara juga bahasa Banjar jadi bahasa ketiga yang digunakan di pengumuman.

Gunung Halat alias perbatasan Kaltim-Kalsel yang sekarang tampilannya modern, walau please banget toiletnya bau pesing T_T

1 Porsi Sate Mix, dengan kondimen bumbu kacang, cacahan kol dan acar nanas. Yum!

Sekitar jam 5 sore, kami nyampai di Birayang yang udah jauh lebih modern dari yang aku ingat terakhir kali ke sini. Btw, saking lamanya tuh aku bahkan ga ingat tahun berapa terakhir kali aku kesini. Wishlistku di sini sebenarnya mau coba kue2 di Toko Hj Muria dan Sate Uwa Rasak, tapi karna baru H+3 masih pada tutupan huhu. Jadi di Birayang mainly ngumpulan sama keluarga, ziarah ke makam Datu dan sempat jalan kaki bentar habis Subuh sama Mama :D

Walau di rumah Keluarga aja, tapi tetap berpetualang rasa karna keluargaku di sana jago masak!! Makanan andalannya adalah Ayam Pinyit dengan sambalnya yang khas ada daun kemanginya. Segar.

Makam Datu Perempuan dari Abahnya Abah

Day 4 :

Hari kedua kita udah pamitan dari pagi banget karna ngejar mau sarapan di Kandangan. Makan apa? Tentunya makan Katupat di Katupat Kandangan Karindangan :D

Sedih ga dapat telor, tapi ikan haruannya mayan juga lah. Yang jelas kuahnya enak banget gurih

Dari Kandangan, kita jalan terus ke Andhika yang ada di Kabupaten Tapin, ini kampung Abahnya Mama. Malam kedua agendanya masih di tempat keluarga tepatnya di tempat sepupu kedua aku. Aku juga udah ga ingat kapan terakhir kali ke rumah keluarga di Tapin ini, saking lamanya. Kayaknya lebih lama dari terakhir aku ke Birayang deh. Happynya lagi-lagi keluarga di sini juga jago masak. Senang banget dimasakin dari telur bebek masak ceplok sama ikan jelawat goreng. Enak semua!

Ikan Jelawat Goreng, so far kayaknya ini ikan sungai favoritku. Lemaknya minim!

Day 5 :
Pagi-pagi dimulai dengan menemukan makam Datu dari Abahnya Mama di depan rumah sepupuku. Doa bentar, trus kita sempat ke beberapa rumah keluarga. Setelah sarapan kita lanjut perjalanan ke arah Martapura/Banjarbaru (ini kota dempetan jadi disebutnya barengan hehe). Agenda nostalgia di kampung halaman selesai, saatnya nostalgia masa kuliah aku hehe.

Makam Datu Laki dari Abahnya Mama

First thing first kita ke Martapura dulu tepatnya ke daerah Mesjid Agung dan Pasar buat lunch dan Jumatan. Rameee banget bubaran Jumatan di mesjid ini tuh. Trus seperti biasa kalau ke Pasar sini aku wajib belanja, apa aja dah yang penting ada yang dibeli haha #retailtherapy


Favorit ortu

Favorit aku

Lunch hari itu aku makan Sate Banjar dengan kuah sop (sebuah paduan paling enak sedunia huhu). Ini tenant makanannya di bagian pujasera dan yang paling ujung kanan yang dekat orang jualan jengkol, tempatnya persis di bawah pohon besar.

Sisa hari kami habiskan dengan wisata religi ke Sekumpul dan Palampayan. Walau nginap di Banjarbaru, tapi malamnya kami makan di daerah Martapura lagi tepatnya di Soto Anang. Sebenarnya mau coba Soto Arjuna atau Soto Uwah tapi penuh banget malam itu dan kami ga kebagian tempat huhu. Habis makan, kita antar Abah nyari tempat pijat refleksi. Trus karna dapat tempatnya di Panglima Batur yang mana pedestrian favoritku (karna isinya toko baju dan unique eateries dengan trotoar lebar!), maka aku minta Mama buat cabut duluan, tapi sebelumnya jalan kaki dulu ke King Play. Rencana mau cobain burgernya (wishlist dari lama hehe), tapi sayang udah sold out aja. Jadi aku beralih beli minuman kalengannya aja. Setelah itu kita langsung ngojol ke Hotel deh.

Pesanan Mama, Soto Ayam add on Ayam Bapukah

Pesananku : Ayam Bakar + Nasi Sop. Glorious portion and love the taste!

Minuman kaleng yang aku beli di King Play. Porsinya memang besar makanya harganya 35.000, tapi imo kemanisan bingit. Ini tuh almond choco milk.

Day 6 :
Kita sarapan masih di sekitaran Banjarbaru tepatnya di Waroeng Bandjar, ini wishlist Abahku. Tempatnya sangat pewe dan aku suka banget konsepnya yang elevate sajian sarapan tradisional di tempat yang nyaman dan estetik. Terbukti ternyata bisnisnya jalan karna pagi itu rame banget loh sama konsumen keluarga besar. Kayaknya total aku liat ada 3 kai-kai di hari itu (untuk gambar betapa festive kondisi restonya hehe).

Pesanan kami yang pokoknya harus coba beragam menu haha. Kami pesan Nasi Kuning, Pundut, Lontong (semuanya pakai lauk Telur Itik), Lupis, Apam Berenda, Laksa (ga ada di gambar)

Kelar sarapan, kami ngide ke Riam Kanan tepatnya ke tempat wisata Bukit Matang Kelandan. Ternyata ruameeee sekali, sampai dapat parkirnya jauh banget. Karna kita emang mau ngejar lunch di Banjarbaru, jadi setelah kasak kusuk tanya-tanya kita memutuskan buat ke atas bukit PP naik ojek aja wkwk. Sangat tidak PA alias Pecinta Alam yaaa. Turned out selain menghemat waktu, ini juga bikin keseruan tersendiri karna medannya bikin adrenalin terpacu! Seru banget! Pas naik aku sampai ga berani rekam-rekam karna sibuk pegangan. Pas turun setelah menguasai medan baru akhirnya ngerekam, jadi deh ada memori digitalnya dan bikin core memory lagi sama ortu :D

Walau ke atas naik ojek, tapi tetap first thing first di bukit adalah jajan Indomie! :P

My pic didn't do the view justice ya mon maappp. Aslinya kece kok! Trus selain bisa ke Bukit, ada opsi naik kapal juga, mancing, camping. Udaranya juga segar karna ini masih satu area sama Tahura.

Habis berwisata, kita kembali ke Banjarbaru karna mau cobain RM Pondok Garuda! Tentu saja pas nyampe udah rameeee banget dan kita kebagian parkir yang paling jauh.

What we ordered!

Kita pesan beragam menu lagi ya : Patin Bakar (Abah), Ayam Kremes (aku), Ayam Kampung Bakar (Mama), Hintalu Betanak, Terong Santan, Oseng Telur Ikan, Sayur Rebung, Sayur Asam Banjar

Setelah makan siang yang bikin kami kekenyangan mampus, kami balik ke hotel buat istirahat. Ntar keluar lagi pas cari makan malam. Aku sengaja sat set di sore hari biar bisa keluar duluan karna pengen window shopping di toko-toko gemes terdekat. Alhamdulillah sempat ke 2 toko dan beli dompet juga jadinya!
Tokonya

Yang ke tokonya (wkwk)

Ga lama, aku dijemput sama Mama dan Abah dan kita memutuskan buat ke Q Mall. Di sana ya cuma sholat Maghrib dan liat-liat tokonya aja. Oh sama aku beli mainan juga buat hadiah ultah ponakan. Dari Q Mall, kita kembali ke Banjarbaru dan dinner di RM Nasi Itik Tenda Biru yang ada juga cabangnya di Banjarbaru dekat Bundaran. Aku males makan Itik, syukurnya di dekat situ ada Kebablasan, pas juga aku belum pernah coba. Habis makan ya balik lagi deh ke hotel!

Aku pesan Paket Kebab Reguler add on Telur + Es Kopi Susu. Enak!

Nasi Itik, Mama dan Abahku suka

Day 7 :
Mulai hari ini perjalanan otw pulanggg. Tapi pagi-pagi aku masih sempat jalan ke Murjani ngeliat CFD, maunya cari gorengan tapi ga ada orang yang jual gorengan huhu. Malah beli Dimsum Mentai, ga Banjar banget :P

Jam 7an kita dah jalan buat mampir sarapan di Martapura tepatnya di RM Noor Aida. Ini lokasinya di jalan poros Martapura-Binuang dan memang spesialisasinya buat jadi RM persinggahan gitu. Selain sarapan, bisa juga beli oleh-oleh di sini (our family's favorite!)



Setelah itu, kita lanjut jalan lagi untuk kemudian belok dikit ke Margasari. Judulnya, tiba-tiba naik klotok!

En route ke kampung orang

Kami buru-buru ke tujuan selanjutnya yaitu lunch di Kandangan tepatnya di Pondok Prasmanan Adya. Di sini menunya buanyakkk banget dan super lengkap, selain ada makanan berat juga ada dessert tradisional macam Lempeng, Kolak dan Rujak Buah.

Aku pesan Ayam Bakar aja, porsinya gokillll. Kalau ga salah ini harganya 35.000 segede ini.

Akhirnya Mamaku dapat wishlistnya yaitu Ikan Papuyu Bakar + Cacapan

Kelar dari kekenyangan di Kandangan, kita otw lagi menuju Amuntai. Singgah di Amuntai ini harusnya mencari Sate Itik / Itik Tanpa Tulang (karna khas dari daerah itu), sayangnya end up sama Sate Ayam karna malam Senin itu Amuntai sepi bangatttt. Ada sih warung-warung yang menjual Itik Tanpa Tulang, tapi tampak gelap dan parkirnya susah, jadi kami pilih Sate Masni aja yang paling ujung. Harusnya ada Sate Itik, tapi kata acilnya sekarang Itik juga susah dicarinya (nah loh).

Makan Sate di Banjar wajib add on Sup Ayam, nyaman banarrr. Tekstur bumbunya halus dan rasanya sangat manis.

Dua kali beli es krim ini sepanjang perjalanan

Day 8 :
Oke kali ini beneran pulang! Sebelum Subuh kami dah check out di Penginapan di Amuntai. Tujuan pertama ke Tanjung dulu buat sarapan di Nasi Kuning & Lontong Sayur Warung Mama Akbar. Setelah itu, kita langsung cusss pulang menuju Kaltim. Ngelewatin Jembatan Pulau Balang, trus masuk Tol Balsam di Karang Joang, exit di Simpang Pasir Palaran. Udah deh liburannya selesai, besoknya langsung ngantor :(



Makan Mie Rebus di Perbatasan masih ada Telur Itik yay!

Jarang-jarang ada makanan Samarinda yang berhasil diekspor yaitu Kerupuk Mihun + Bakwan Sambal Petis!

Di Warung Mama Akbar, naskunnya enak, bumbu habangnya manisss. Lontong sayurnya juga enak, manisss.


Kamis, 13 Februari 2025

Menjaga Kewarasan

Dalam sehari-hari aku sebenarnya prinsipku STOP menanggapi Joko Widodo ini ya. Biarkan aja dia ga diherani gitu loh dianggap ga ada wkwk. Pasti akan sangat menyakiti egonya dan aku suka itu. Tapi ini pengecualian. Bismillah, aku nonton video ini benar-benar mau menghilangkan bias dan dengan pikiran seterbuka mungkin. Pure ingin tau saja jawaban-jawaban dia soal isu terkini di Masyarakat. Dan aku bakal bikin text reaction dari sepanjang aku nonton video ini.

- Dari cuplikan di depan aja udah bikin emosi bagian dia bilang "ekspresi karna kekalahan di Pilpres." Bro talks as if pilpres tuh ajang level tarkam yang mempertaruhkan gengsi antar petarung atau golongan yang mengasosiasikan diri dengan petarung. Pilpres itu ajang memilih a set of leaders yang akan memimpin Indonesia ya. Sebuah negara. Ga ada kalah/menang buat Rakyat, kita cuma pengen pemimpin untuk Negara ini berfungsi dengan sebaik-baiknya. That's what we deserve, karna kita ga gratis tinggal di Indonesia. Kita bayar pajak kendaraan, PBB, PPH, PPN. Ya walaupun ada Rakyat yang gak mikir kayak yang aku sebut ya, tapi Rakyat yang kayak gitu tuh ga pantas buat Indonesia, jadi mereka gak aku itung.

- Salah satu alasan aku pengen nonton video ini karna pengen tau reaksi dia soal narasi #AdiliJokowi yang banyak beredar. Kaget juga pertanyaan ini bisa lolos (karna keliatan sekali pertanyaannya disaring). Tapi jawaban pertamanya (yang aku komentarin di poin sebelumnya) sangat mengecewakan. Kalimat berikutnya yang dia ucapkan juga diplomatis. Ya silahkan ambil kesimpulan sendiri-sendiri lah dia orangnya gimana dari jawabannya itu.

Satu hal yang menurutku harus diluruskan ya, yang ga move on itu dia!!!!! Masih bahas Pilpres aja. Semua Rakyat udah ga peduli sama Pilpres. Semua Rakyat sekarang mikir soal hidup masing-masing, soal dapur mereka, soal sekolah anak-anak mereka, soal jenjang karir dan aktualisasi diri mereka. Kita mau Negara yang berfungsi dengan baik, salah satunya ditunjukkan dari penegakan hukum yang berlaku. Dan hukum ga pandang bulu kan? Sekalipun mantan Presiden, kalau memang ada indikasi pelanggaran hukum ya tentu kita minta adili.

Siapapun Presidennya, seorang Warga Negara yang baik mau Negara yang berfungsi dengan baik. Udah itu aja.

- Unpopular opinion, aku dari awal setuju sama konsep pemindahan Ibukota Negara. Yang bikin sakit hati di aku tuh eksekusinya, targetnya yang ga masuk akal dan pernyataan-pernyataan Pemerintah yang overclaim di awal. Jawaban dia di sini ya okoklah, tapi yang menarik kan memverifikasi omongan dia dengan apa yang dia lakukan di lapangan ya. Hehe. #YTTA

- Bagian paling menjengkelkan kedua adalah ketika bahas Efisiensi dan pas di poin SPJ yang jadi concern dia adalah okupansi hotel dan transportasi yang bakal terdampak. Sebuah pilihan menarik dalam usaha memindahkan gawang *geleng geleng pala

Padahal hal paling mengerikan dari efisiensi menurutku adalah jika sampai berdampak sama pelayanan day to day ke masyarakat. Itu dampaknya bener-bener luas loh, orang hotel, orang maskapai, dan semuanya juga terdampak kalau sampai day to day operasional ini acakadut. Terlalu naif kalau kita cuma bicara SPJ aja. Kalau orang kayak Ernest Prakasa mengeluarkan pernyataan begini ya ok lah karna emang rahasia umum kan dan emang susah menghapus citra yang udah ada. Tapi orang seperti dia yang pernah 10 tahun jadi Presiden harusnya cukup tau kalau pada akhirnya penghematan di SPJ itu cuma seujung kuku seandainya penghematan itu diterapkan dari struktur kabinet aja. Jadi mohon maaf aku berkesimpulan kalau dia secara sadar berusaha memindahkan gawang. Sama dengan Sri Mulyani yang mengeluhkan soal Anggaran Pensiunan PNS daripada menyoroti soal tidak efisiennya jumlah man power di Pemerintahan ataupun Pensiunan Anggota Legislatif, Menteri, dkk maupun peran Taspen (njir banyak kan masalahnya, dia malah bahas yang gampang dan ngenyek ke bawah. Kan aneh dan jahat).

***

Meskipun aku yakin ada 1001 isu yang harusnya lebih penting diangkat daripada sekedar wawancara mantan presiden satu ini, tapi aku juga punya keyakinan kalau intensi dari pembuatan konten ini tidak jahat. Narasi tidak sedang melacur, hanya memberikan perspektif baru. Semoga yaa, awas aja lu Narasi kalau ternyata anggapan aku ini salah. Kayaknya aku bakal kembali ke sini dan mencak-mencak deh kalau sampai kejadian.

Sabtu, 11 Januari 2025

Kaleidoskop Film Indonesia x Dita Tahun 2024

Aku menonton film Indonesia rilisan tahun 2024 sebanyak 43 film (1 buah lebih sedikit dibanding tahun lalu). Di antara jumlah yang sedikit itu, keinginan untuk membuat daftar akhir tahun tetap ada hehe. Maka izinkan aku membagikan 10 film pilihanku, seperti tahun-tahun sebelumnya :

10. The Shadow Strays

Sutradara : Timo Tjahjanto

Perusahaan Produksi : Frontier Pictures, XYZ Films 

Genre : Crime, Action, Thriller

Tersedia di layanan streaming : Netflix


9. Cinta Tak Seindah Drama Korea

Sutradara : Meira Anastasia

Perusahaan Produksi : Imajinari, Legacy Pictures, Jagartha, A&Z Films, Trinity Entertainment, Navvaros, Rhaya Flicks 

Genre : Drama, Romance

Tersedia di layanan streaming : -


8. Guna-Guna Istri Muda

Sutradara : Razka Robby Ertanto

Perusahaan Produksi : Falcon Black

Genre : Horror, Thriller, Drama

Tersedia di layanan streaming : -


7. Agak Laen

Sutradara : Muhadkly Acho

Perusahaan Produksi : Imajinari, Legacy Pictures, Jagartha, Trinity Entertainment, A&Z Films

Genre : Comedy

Tersedia di layanan streaming : Netflix


6. All Access to Rossa : 25 Shining Years

Sutradara : Ani Ema Susanti

Perusahaan Produksi : Sinemaku Pictures, Inspire Indonesia, Time International Pictures

Genre : Music, Documentary

Tersedia di layanan streaming : Netflix


5. Glenn Fredly : The Movie

Sutradara : Lukman Sardi

Perusahaan Produksi : Damn! I Love Indonesia Pictures, Adhya Pictures, Time International Pictures

Genre : Music, Drama

Tersedia di layanan streaming : Netflix


4. Dua Hati Biru

Sutradara : Gina S. Noer & Dinna Jasanti

Perusahaan Produksi : Starvision Plus, Wahana Kreator

Genre : Drama

Tersedia di layanan streaming : Netflix


3. Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara : Hanung Bramantyo

Perusahaan Produksi : MVP Pictures, Dapur Film

Genre : Drama, Thriller

Tersedia di layanan streaming : Netflix


2. Heartbreak Motel

Sutradara : Angga Dwimas Sasongko

Perusahaan Produksi : Visinema Pictures

Genre : Drama, Romance

Tersedia di layanan streaming : Netflix


1. Home Sweet Loan

Sutradara : Sabrina Rochelle Kalangie

Perusahaan Produksi : Visinema Pictures, Legacy Pictures

Genre : Family, Drama, Comedy

Tersedia di layanan streaming : Netflix