Selamat datang lagi, Bulan Suci Ramadhan :) Selamat berpuasa ya buat teman teman sesama Muslim di seluruh dunia. Dan khusus untuk semua yang baca ini, aku mohon maaf kalau selama ngeblog ini ada salah salah kata yang bikin gemes dan kesal. Semoga sebulan ini kita dipenuhi rahmat terus lah yaaa :)
Cerita soal puasa, aku ada nemu satu artikel bagus deh untuk mengawali bulan ini. Klik di sini. Kalo malas klik, aku kutip deh bagian yang paling aku suka (dan menohok :)). Tapi tetap disarankan baca secara full ya biar pesannya sampai secara full juga *ribet amat Dit dari tadi*
"Cerita yang remeh temeh itu sangat menarik bagi saya karena, ada sebuah konsep persilangan jalan syariat dengan jalan realita. Cak Nun menyebutknya dengan bagaimana berniaga dengan Allah. Dan ternyata memang Allah tidak mematok untung rugi dalam berniaga - berdagang - dengan manusia. Jika manusia menyelewengkan waktu dan ruang kemerdekaan yang ia berikan. Ia tetap ada ada-Nya. Tidak terluka. Tidak dendam. Tidak tertawa. Tidak menangis. Karena dia tidak mempunyai kebutuhan untung rugi, ketika manusia bersedia atau tidak mematuhinya.
Cerita Cak Nun tiba tiba muncul ketika saya membaca berita MUI meminta Jokowi mencari Sekretaris Daerah yang beragama Islam. Tentu ada alasan sektarian yang membuat betapa kasihannya orang yang tidak bisa menduduki jabatan publik karena agamanya non muslim. Akhirnya kemampuan seseorang dinilai dari agamanya, golongannya. Bukan dari kaca mata mampu atau tidak. Jujur atau maling. Allah pastinya tidak perduli dengan jabatan Gubernur Kristen sekalipun. Katakanlah semua orang memusuhi Islam, membenci atau meninggalkan Islam. Seincipun Islam tidak berubah. Islam tak menjadi lebih tinggi karena dicintai, dan tidak menjadi rendah karena dibenci. Islam tetap Islam, tak mungkin berubah. Laa raiba fiih. Tak ada keraguan. Islam tidak rugi. Islam bebas dari untung rugi. Manusia saja yang terikat untung rugi.
Islam tidak harus dibela atas nama hukum Tuhan. Kalau Haji Sudrun di atas tidak sholat lohor, kita tak berhak memarahinya. Kalau teman kita mengunyah makanan di depan kita saat puasa, juga bukan berarti kita harus membencinya. Mereka sudah cukup punya kalkulasi perhitungan dengan Allah. Sementara Allah sudah mempunyai lembaga peradilan atas dosa dan pahala manusia. Hitungan berniaganya sudah baku, yang tak perlu diambil alih oleh ormas manusia."
It's pretty much conclude my thought about my last trip. Banjarbaru-Surabaya-Madura-Bali-Surabaya-Banjarbaru aja cuyyy. Maaf ya tapi emang niat sombong sih :P Judulnya ya jalan jalan bersama keluarga yang standar gitu aja, tapi kalo ditilik lagi sih, aku bakal nganggap itu sebagai wisata pendewasaan diri paling ampuh. Itu jalan jalan gak sampai seminggu, tapi banyaaaak banget pelajaran yang bisa aku ambil. Terutama sekali berhubungan dengan topik di atas : agama. Topik yang berat nan sensitif, tapi buat aku penting banget untuk trus diingatkan agar kita tidak menjadi terlalu fanatik dan menghilangkan esensi serta kedudukan dari agama itu sendiri.
Terutama pas aku di Bali ya. Serius deh, ada banyaaaak banget jenis wisata yang bisa didapatkan di sana. Mau pantai? Mau gunung? Mau clubbing? Mau belanja? Mau kuliner? Mau memiliki pikiran yang lebih terbuka? Ada semua :D Thank God, aku dituntun untuk bisa sedikit mencicipi yang terakhir. Bali surga lah ya untuk orang orang yang mau berpikiran terbuka :))
Oke, ini cuma intro aja deh dari calon calon cerita tripku selanjutnya. Lot of updates coming your way. Just stay tune :D
Ps, no pic = hoax? Oke dikasih deh bukti kalo beneran udah ke Bali hihihihi
Beneran bakal banyak cerita. Bali terlalu berharga untuk gak disombongkan haha. Stay tune yaaa :D |
met puasa ya.. mohon maaf lahir batin!
BalasHapusIya sama2. Makasih ya Om Arman, salam sama Andrew ganteng dan Emma cantik :D
BalasHapusSelamat puasa, foto2 bali nya kurang banyak hehehe #kaburrr
BalasHapusIt's soon coming your way, janjiii. Kkk. Stay tune di blog ini ya :D
BalasHapus